Mahasiswa KKN Universitas Singaperbangsa Karawang Beraksi, Menyulap Sampah Olahan Dapur (SOD) menjadi sumber penghasilan tambahan melalui budidaya maggot di desa Tanjungbungin (26/01/2024).Â
Sampah sejatinya tidak pernah habis dan akan terus ada selama populasi manusia di muka bumi masih ada . Masalah-masalah yang di hadapi oleh berbagai negara khususnya Indonesia ialah Pengelolaan Sampah.
Seringkali kita jumpai sampah olahan dapur ataupun sampah organic yang tercecer begitu saja menimbulkan bau yang tidak sedap. Tidak jarang bau yang di hasilkan juga memicu timbulnya hewan-hewan liar berdatangan ke tempat pembuangan sampah tersebut seperti Tikus,Belatung dll.
Di Desa Tanjungbungin, Kecamatan Pakis Jaya sendiri salah satu permasalahan yang paling menonjol adalah permasalahan sampahnya. Sepanjang bantaran kali masih sering dijumpai sampah yang hanyut bersama arus ataupun yang tertinggal di antara tumpukan eceng gondok.
Sekretaris Kecamatan Pakisjaya, Matpakar, S.E pada Acara Minggon Desa Mengatakan "kita masih terus mencari jalan keluar terhadap permasalahan sampah ini. Minimnya kesadaran masyarakat terhadap pentingnya membuang sampah pada tempat nya juga menjadi salah satu faktor utama banyak nya sampah di bantaran kali" Ujarnya  pada Rabu (10/01/2024).
Apa Itu Maggot ?
Magot merupakan larva yang dihasilkan dari penetasan telur lalat BSF (Black Soldier Fly) atau yang berarti tantara hitam. Lalat ini berbeda dari lalat yang lain dari segi ukuran dan juga warna. Lalat jenis ini tidak menularkan bakteri, kuman ataupun penyakit.
Jenis lalat ini juga hanya hinggap di makanan sisa seperti sayuran dan buah-buahan, sangat jauh berbeda dengan jenis lalat lainnya yang bisa hinggap dimana saja termasuk di tempat-tempat yang kotor.
Lalat BSF Jantan akan kawin dengan Lalat BSF betina, setelah kawin Lalat Jantan akan mati kemudian akan disusul dengan Lalat betina yang akan mati setelah bertelur. Telur akan menetas setelah 3 hari dan menjadi maggot kecil. Setelah usia magot sudah lebih dari 15 hari, magot sudah siap di panen.