Namun karena cuaca ekstrem eropa saat itu yang mengakibatkan hujan lebat dan lumpur tebal di daerah pertempuran, membuat pasukan Napoleon kewalahan dan akhirnya berhasil di kalahkan oleh pasukan koalisi.
Pertempuran pun pecah antara pasukan Grande Armee pimpinan Napoleon dengan pasukan Koalisi pimpinan Jenderal Wellington pada tanggal 18 Juni 1815 di dekat Kota Waterloo sekitar 15 Km selatan ibu kota Belgia, Brussels.
Namun karena cuaca ekstrem eropa saat itu yang mengakibatkan hujan lebat dan lumpur tebal di daerah pertempuran, membuat pasukan Napoleon kewalahan dan akhirnya berhasil di kalahkan oleh pasukan koalisi.
Dalam tulisan John Lewis "The Weather of the Waterloo Campaign 16 to 18 June 1815: Did it Change The Course of History?" yang dikutip dari tempo.co, pasukan tertua yang ikut dalam pertempuran tersebut mengatakan tidak pernah terjadi keadaan seperti ini sebelumnya.
Cuaca dingin yang ekstrem juga menyebabkan banyak tentara Napoleon yang mati kedinginan. Akibatnya, pasukan Napoleon pun berkurang drastis dan tidak mampu menghadapi serangan pasukan Koalisi.
Akhirnya Napoleon berhasil di tangkap oleh Tentara Inggris dan kemudian diasingkan ke Saint Helena di Samudera Antlantik dan meninggal disana pada tahun 1821.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H