Mohon tunggu...
Dzulfikar
Dzulfikar Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Content Creator

Blogger dan Content Creator. Member Kompasiana sejak Juni 2010. Aktif menulis di blog bangdzul.com dan vlog https://www.youtube.com/@bangdzul/

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Begini Cara Membangun Rasa Percaya Diri Anak Menghadapi Ulangan Pertama di Sekolah

19 September 2023   08:40 Diperbarui: 19 September 2023   08:43 243
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kegagalan dalam mengerjakan ulangan harian akan mematahkan motivasi belajar anak karena merasa tidak mampu menghadapi ulangan selanjutnya. Mental anak jatuh dan sulit untuk dibangun kembali. Akibatnya anak menjadi ogah-ogahan belajar karena merasa dirinya sudah gagal.

  • Anak menjadi berpikir hal-hal yang tidak semestinya diakibatkan kekhawatiran yang berlebihan. Anak-akan bisa menganggap dirinya tidak mampu mengikuti pelajaran selanjutnya sehingga membatasi kemampuan mereka untuk berkembang di masa depan.

  • Tekanan yang tinggi mengakibatkan anak menjadi stress karena merasa tidak lebih baik dari teman-teman lainnya. Anak juga mungkin terasa beban di pundaknya cukup berat karena menanggung harapan orang tua. 

  • Mencari Solusi Bersama untuk Kemajuan Anak

    Jika sudah demikian biasanya anak, orang tua dan guru saling tunjuk hidung, mencari kambing hitam. Padahal hal tersebut merupakan tanggung jawab bersama. Orang tua harus segera mencari solusi dan berkoordinasi supaya bisa mengembalikan rasa percaya diri anak untuk menghadapi ulangan selanjutnya. 

    Orang tua perlu berdiskusi dan menyampaikan tanggung jawab seorang anak sebagai pelajar di sekolah. Mengingatkan tanggung jawabnya untuk belajar mempersiapkan ulangan harian pertama dengan sebaik-baiknya. Mengatur rutinitas belajar sehingga cepat beradaptasi dengan lingkungan agar bisa merasa nyaman berada di sekolah.  

    Sekolah juga perlu menginformasikan segala perkembangan yang dicapai anak-anak dan tanpa ragu memberikan apresiasi saat anak bisa berusaha keras untuk memberikan nilai yang terbaik. Apresiasi tidak hanya berupa nilai tapi juga bisa bersifat pujian yang tulus terhadap kerja keras anak-anak yang belajar dengan sungguh-sungguh mempersiapkan ulangan harian pertamanya. 

    Orang tua juga perlu introspeksi diri agar memiliki peran lebih dalam mendukung anak-anaknya. Orang tua harus hadir sebagai sahabat bukan lagi sebagai pemimpin di rumah. Ada kalanya orang tua juga harus bisa bermain peran dengan baik. Utamanya untuk mendukung dan menciptakan suasana belajar yang aman dan nyaman sehingga anak-anak betah belajar di rumah.

    Hal yang Harus Dipersiapkan untuk Menghadapi Ulangan Pertama  

    Ukur Batas Kemampuan Anak

    Sekolah biasanya memberikan rancangan silabus untuk masing-masing mata pelajaran. Orang tua perlu memeriksa sejauh mana anak bisa memahami beberapa materi yang sudah diberikan di sekolah. Sehingga orang tua juga memiliki peran untuk mengukur batas kemampuan anak. Orang tua bisa melihat apakah anak sanggup untuk melewati materi-materi dengan baik atau malah sebaliknya.

    Dengan mengukur batas kemampuan anak inilah orang tua bisa menutupi kekurangan yang dimiliki anak serta meningkatkan kemampuan lainnya. Pasti setiap anak-anak memiliki keunikannya masing-masing. Ada yang suka belajar eksak, ada yang lebih senang belajar non eksak. Sementara di sekolah semua anak dituntut bisa memenuhi nilai KKM yang sudah ditetapkan. Sehingga anak perlu dipacu semangatnya untuk bisa memenuhi nilai KKM khusus untuk beberapa materi pelajaran yang dianggapnya sulit.

    Disinilah peran orang tua untuk memahami apa sebenarnya yang diperlukan oleh anak. Sehingga tidak terjadi miss-communication antara anak dengan orangtuanya. 

    Pahami Kebutuhan Anak

    Orang tua harus lebih banyak mendengarkan apa sih kebutuhan anak saat ini. Jangan terlalu banyak mengatur tanpa mengetahui apa sebenarnya keinginan anak. Bisa saja faktor penghambat belajar selama ini justru bersumber dari rumah. Tak heran jika pada akhirnya anak-anak mencari pelarian di luar rumah.

    HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    3. 3
    4. 4
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
    Lihat Pendidikan Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
    LAPORKAN KONTEN
    Alasan
    Laporkan Konten
    Laporkan Akun