Mohon tunggu...
Dzulfikar
Dzulfikar Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Content Creator

Blogger dan Content Creator. Member Kompasiana sejak Juni 2010. Aktif menulis di blog bangdzul.com dan vlog https://www.youtube.com/@bangdzul/

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Diet Karbon, Langkah Net Zero Hero Paling Sederhana

28 November 2022   20:38 Diperbarui: 30 November 2022   10:04 683
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kondisi permukaan tanah Jakarta yang lebih rendah dibandingkan dengan permukaan laut di pesisir sudah berulang kali digaungkan. Sayangnya, hal tersebut belum mampu menyadarkan masyarakat betapa pentingnya bergaya hidup ramah lingkungan dan menggunakan produk rendah emisi sehingga diet karbon bisa dilakukan dari hal yang paling sederhana sekalipun.

Kondisi ini diperparah dengan opini sebagian masyarakat yang menganggap bahwa perubahan iklim tersebut tidaklah nyata. Padahal jika kita sadar, bahwa di tahun 2022 yang akan segera berakhir ini hampir sepanjang tahun selalu diguyur hujan. 


Hal senada juga disampaikan oleh Agung Bimo Listyanu, CEO Carbon Ethics pada saat saya menghadiri acara Net Zero Hero yang digagas oleh Danone Aqua dalam satu sesi diskusi berbarengan dengan acara IDEAFEST 2022 di JCC, Jakarta 26 November 2022. 

Mas Bimo mengungkapkan bahwa suhu bumi meningkat sehingga menyebabkan lebih dari 15% area daratan global terpapar tingkat tekanan panas yang berdampak langsung pada kesehatan. Mungkin belakangan ada yang merasakan batuk tak berkesudahan karena udara dan polusi serta kondisi cuaca yang mudah berubah. Paginya panas mentereng, siang hingga sorenya hujan mengguyur hingga malam. 

Audience Milenials dan Gen Z (dok.pribadi)
Audience Milenials dan Gen Z (dok.pribadi)

Sayangnya masih menurut mas Bimo bahwa setiap menit kita kehilangan area hutan seluas 10 lapangan sepak bola. Padahal seperti yang kita tahu bahwa keberadaan hutam sangat penting dalam menyerap emisi karbon dari atmosfer. 

Mas Bimo bahkan menyadarkan audience bahwa hampir semua orang punya kontribusi dalam menyumbang karbon di bumi. Contoh sederhana adalah penggunaan kendaraan pribadi. Bahkan Bimo menambahkan bahwa perilaku yang paling banyak menyumbang emisi adalah penggunaan pesawat terbang kelas bisnis. 

Alasannya sederhana karena kelas bisnis punya kursi yang lapang tapi secara tidak sadar emisi karbon yang kamu sumbang lebih banyak dibandingkan dari mereka yang jalan kaki atau memilih transportasi umum jalur darat yang lebih ramah dibandingkan dengan pesawat terbang.

Lalu dimana peran Danone Indonesia dalam upaya untuk memerangi perubahan iklim dengan mengurangi jejak karbon dalam rantai pasokannya? 

Ratih Anggraeni, Head of Climate and Water Stewardship Danone Indonesia menuturkan "DanoneAQUA telah menjalankan berbagai inisiatif pengurangan jejak karbon melalui efisiensi energi, pemanfaatan energi terbarukan, optimalisasi distribusi produk, inovasi kemasan, serta meningkatkan kemampuan tanah untuk menyerap lebih banyak karbon dengan konservasi lahan dan pertanian regeneratif; sehingga dapat menjadi perusahaan dengan Net Zero Emission atau Emisi Nol di seluruh rantai pasoknya pada tahun 2050, sebagai upaya mitigasi perubahan iklim dan membangun bisnis yang berkelanjutan."

Mbak Ratih bahkan menuturkan bahwa Aqua berkomitmen menggunakan sumber energi terbarukan dengan membangun Pabrik yang memiliki atap panel surya terbesar di Jawa Tengah. Langkah nyata tersebut bisa mengurangi 3.340 ton emisi karbon per tahun.

AQUA Life (dok.pribadi)
AQUA Life (dok.pribadi)

Selain itu, mungkin teman-teman pernah melihat ada botol Aqua Life 1 liter kemasan bening baru di toko-toko swalayan atau minimarket. Produk tersebut adalah produk minuman pertama bersertifikasi carbon neutral di Indonesia menurut mbak Ratih. Botol bening tersebut merupakan produk daur ulang yang tetap aman dan higienis. Malahan kemasannya terlihat lebih premium dibandingkan dengan botol Aqua pada umumnya. 

Menariknya, Dion Wiyoko yang dikenal sebagai aktor sekaligus influencer yang kerap kali membagikan gaya hidup ramah lingkungan memiliki perspektif yang sama. Bahkan ia sudah lebih dulu memulai memilah sampah di rumahnya ke dalam tiga jenis. Ia memilah sampah kertas, sampah bekas makanan dan sampah plastik yang bisa didaur ulang. 

Para Narsum ki-ka; Rory Asyari (host), Ratih Anggraeni (DanoneAqua),  Agung Bimo Listyanu (CEO Carbon Ethics), Dion Wiyoko (Aktor). (dok.Pribadi)
Para Narsum ki-ka; Rory Asyari (host), Ratih Anggraeni (DanoneAqua),  Agung Bimo Listyanu (CEO Carbon Ethics), Dion Wiyoko (Aktor). (dok.Pribadi)

Namun, ternyata pemilahan sampah saja tidak cukup ya. Karena masih banyak petugas sampah yang pada akhirnya mencampur sampah-sampah tersebut dalam satu wadah. Nah, mas Bimo menyarankan pada masyarakat untuk mengantarkan langsung sampah-sampah yang bisa didaur ulang, langsung ke bank sampah terdekat. Sehingga apa yang sudah dilakukan di rumah bisa benar-benar dirasakan dampaknya hingga ke hilir dan bisa menjadi produk daur ulang yang tetap punya nilai manfaat. 

Dion juga menyarankan anak-anak muda untuk lebih memilih menggunakan galon guna ulang, membawa botol minum sendiri, menggunakan transportasi umum hingga memilah sampah sesuai dengan kategorinya.  

Akhir kata bahwa jejak emisi karbon ini perlu terus menerus digaungkan karena perjuangan melawan sampah, memerangi perubahan iklim serta edukasi kepada masyarakat tidak akan ada akhirnya. Justru gerakan Net Zero Hero harus terus digaungkan seperti bola salju, makin berjalan terus menerus dan makin besar dampaknya bagi lingkungan. Tugas menjaga bumi adalah tugas kita semua yang tidak bisa hanya dipikul oleh pemerintah atau organisasi tertentu saja. Namun juga, peran semua pihak masyarakat dan paling kecil adalah individunya itu sendiri.

Ingat pesan Aa Gym (dok.pribadi)
Ingat pesan Aa Gym (dok.pribadi)

Seperti kata Aa Gym, mulai dari sekarang, mulai dari yang paling kecil dan mulai dari diri sendiri. Semua bisa menjadi agen perubahan untuk mewariskan bumi yang lebih sehat dan hijau pada anak cucu kelak. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun