Saat mengunjungi acara Jakarta E-Prix 2022 di Ancol Jakarta Sabtu lalu (4/6) saya sempat berbincang dengan UMKM yang ikut memeriahkan acara balapan Formula E yang pertama kalinya digelar di Indonesia.
Menariknya lagi, para UMKM ini sudah loading di beberapa spot di Ancol Jakarta mulai dari pukul 04.00 pagi. Bayangkan betapa antusiasnya para UMKM ini mengikuti pameran yang berbarengan dengan ajang balap dunia.
Salah satunya Ibu Farida yang saya temui di Pasar Festival Ancol atau UMKM di area Sustainable Stage. Saya tertarik dengan dagangan Bu Farida yang menjual fresh orange atau jeruk segar tanpa pemanis.
Siang itu memang paling cocok menikmati minuman dingin dan segar. Tak perlu nunggu lama, saya pun akhirnya memesan satu gelas es jeruk murni. Awalnya stand yang dijaga Bu Farida kosong. Saya menjadi customer pertama yang dilayaninya.
Syukur Alhamdulillah, setelah saya memesan es jeruk, beberapa ibu-ibu dan bapak-bapak ikut memesan buah dan es jeruk segar yang saya pesan. Saya pun akhirnya menjadi "SPB dadakan" buat Warung Marem-nya Ibu Farida yang ternyata seorang dokter gigi.
Saat saya meminta sedotan, ternyata UMKM seperti yang dijalankan Ibu Farida sudah tidak menyediakan sedotan plastik. Lagipula, gelas yang digunakan sudah menggunakan gelas kekinian yang punya corong mirip seperti sedotan. Lebih praktis dan lebih ramah lingkungan.
Sekeliling tempat stand dan stage juga dibersihkan secara berkala oleh petugas-petugas yang berjaga. Beberapa kali para petugas hilir mudik sambil membersihkan sampah-sampah di sekitar area pameran.
Menurut Ibu Farida, gelasnya juga bisa dipakai kembali. Jadi tidak perlu dibuang. Bisa dipakai berulang kali setelah dicuci bersih. Khususnya saat membuat minuman dingin.
Selain itu, untuk buah potong yang disajikan pun dimasukkan ke dalam gelas. Jadi, tidak menggunakan styrofoam.
Ibu Farida juga sudah menyediakan garpu berbahan kayu tipis, bukan kayu berbahan plastik sehingga menjadi poin lagi buat UMKM sekelas Ibu Farida yang menjual buah dan minuman sehat.
Setelah meninggalkan Pantai Festival Ancol, saya meluncur ke Taman Lumba-Lumba. Inilah spot di mana para pemegang tiket Grandstand bisa ke sirkuit dengan menggunakan Bus Wara-Wiri secara gratis.
Menjelang makan siang, saya iseng mencari makanan sambil melihat-lihat stand UMKM di pinggir pantai. Mata saya tertuju pada bebek goreng bumbu hitam, Bebek Goreng Bikin Tajir. Ternyata UMKM ini merupakan salah satu produk startup Wahyoo yang dikenal mengelola beberapa warteg di Jakarta.
Sambil menunggu pesanan saya matang, saya pun sempat ngobrol beberapa saat. Uniknya Wahyoo ini ternyata membuat Bebek Goreng Bikin Tajir karena melihat peluang di masa pandemi. Selain itu bisa membantu para peternak bebek di daerah Jawa Tengah.
Added value yang diberikan adalah dengan mengolah bebek-bebek siap saji. Uniknya di Jakarta sudah punya beberapa gerai online. Jadi, jika kamu mau memesan Bebek Goreng Bikin Tajir hanya bisa dilakukan pemesanan secara daring.
Ternyata setelah dicoba ada rasa yang berbeda dari bebek biasanya. Daging bebek terasa seperti daging ayam, tidak bau amis dan juicy rasanya. Hanya saja sambal hitamnya kurang pedas untuk ukuran saya yang memang doyan bebek bumbu hitam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H