Perjalanan memang cukup memakan waktu yang lama apalagi setelah melewati daerah Kebon Nanas. Jalanan mulai menyempit di daerah Tangerang. Yang paling menarik adalah saat menyusuri pesisir sungai Cisadane. Tak terlalu banyak orang yang terlihat bermain di sekitar sungai di pagi hari.
Suasana lalu lintas pun tidak terlalu ramai. Jalangan cukup lengang dan membuat saya tak perlu terlalu sering mengejak pedal rem.Â
Hingga akhirnya kami pun tiba di tujuan. Tak disangka ternyata tempat yang kami harapkan nyatanya jauh dari kenyataan. Bahkan tidak ada danau sama sekali.
Saya pun memastikan lagi mengecek Google Location tentang Taman Burung di Tangerang. Ternyata beberapa kontributor memang salah memasukkan gambar sehingga kondisi sebenarnya tidak ada danau sama sekali. Melainkan foto Taman Burung pernah terendam banjir.Â
Wal hasil perjalanan kami pun akhirnya benar-benar kecele gara-gara tidak teliti melihat semua foto lokasi di Google Maps. Meskipun begitu, kami cukup beruntung karena tidak kesasar. Apalagi perjalanan selama 60 menit benar-benar kami nikmati karena merasakan pengalaman yang berbeda.
Akhirnya kami pun pulang dengan perasaan senang. Paling tidak suntuk selama berada di rumah sudah hilang karena melihat jalanan selama perjalanan. Ada banyak topik yang bisa kami jadikan obrolan.Â
Mulai dari pengendara Fortuner yang arogan sampai dengan kuliner-kuliner yang penah kami cicipi di Pasar Lama Tangerang. Sayangnya saat itu sedang ada penutupan karena dianggap menimbulkan kerumunan. Padahal ada sate enak di situ yang bukanya hanya sore hingga malam.
Malam harinya kami tutup dengan makan bersama. Hidangan yang kami pilih adalah Ayam Taliwang khas Nusa Tenggara Barat. Kami beli di Pasar Modern BSD City yang cukup lengkap menyajikan aneka jajanan pada malam hari.Â
Sering kali saya juga membeli buah-buahan segar di Pasar Modern BSD City ini. Terutama pisang Sunpride yang menjadi pilihan tepercaya satu-satunya pemegang sertifikat GAP.