Mohon tunggu...
Dzulfikar
Dzulfikar Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Content Creator

Blogger dan Content Creator. Member Kompasiana sejak Juni 2010. Aktif menulis di blog bangdzul.com dan vlog https://www.youtube.com/@bangdzul/

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Dear Ayah Bunda, Bantu Tumbuh Kembang Anak dengan Cara ini

5 Oktober 2020   23:21 Diperbarui: 5 Oktober 2020   23:35 427
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bicara gizi (dok. Danone)

Belakangan muncul beberapa video yang viral di media sosial tentang orang tua yang stres karena harus membimbing langsung anaknya belajar daring dari rumah. Ternyata, hal tersebut bukan hanya dialami oleh orang tua yang viral di medsos, kami sebagai orang tua dua anak pun jujur kerepotan saat harus mengurus dua anak yang sudah memasuki usia sekolah.

Si sulung kini sudah berusia 11 tahun dan si bungsu memasuki usia 6 tahun. Seharusnya tahun ini adalah tahun pertama si bungsu memasuki Taman Kanak-Kanak di mana momen yang paling menggembirakan karena bertemu dengan teman baru.

Tapi, kondisi pandemi seperti inilah yang membuatnya si bungsu harus beradaptasi dengan keadaan. Wal hasil di awal-awal masa pandemi kami cukup kerepotan karena harus menyiapkan berbagai kebutuhan sekolah sekaligus makan mulai dari pagi sampai malam.

Ada perasaan lelah dan tertekan saat tidak bisa memberikan upaya maksimal untuk si kecil, terlebih lagi semua itu harus dilakukan sembari melakukan pekerjaan utama dari rumah. Tekanan menjadi bertambah karena semuanya dilakukan bersamaan di tempat yang sama.

Buat para orang tua yang merasakan hal yang sama harus berhati-hati, pasalnya stress yang dialami oleh orang tua bisa merembet pada anak-anak. Akibatnya nafsu makan anak menjadi berkurang yang justru akan berakibat buruk pada pertumbuhannya.

Apalagi jika kebiasaan orang tua hanya menyediakan makanan siap saji seperti frozen food yang tidak diimbangi dengan nutrisi lain seperti vitamin dan sayuran serta mineral lain yang cukup berpotensi akan mengganggu pertumbuhan anak-anak.

Bicara Gizi Bersama Danone

Beruntung saya menyempatkan diri untuk mengikuti webinar Bicara Gizi bersama para pakar yang diselenggarakan oleh Danone secara daring. 

Menurut Arif Mujahidin, Corporate Communication Director Danone Indonesia, "Selama masa berkegiatan di rumah, orang tua memiliki peran penuh dalam mengawasi tumbuh kembang anak yang optimal. Berkaitan dengan hal tersebut, Danone Specialized Nutrition (SN) Indonesia memperkuat edukasi untuk orang tua mengenai cara membiasakan anak untuk menerapkan gizi seimbang selama di rumah saja, mulai dari memberikan makanan bervariasi dan pengalaman menyenangkan saat makan, serta menjaga kondisi psikis anak dan juga orang tua agar tumbuh kembang anak tetap terjaga."

Narsum Bicara Gizi (dok. Danone)
Narsum Bicara Gizi (dok. Danone)
Apa yang disampaikan oleh Pak Arif Mujahidin berasa nampol banget. Kondisi yang memaksa semua orang harus berada di rumah dan membatasi kegiatan membuat sebagian orang tua berpikir praktis tanpa mau repot menyiapkan makanan yang kaya nutrisi. Padahal, kuantitas dan kualitas makanan akan sangat mempengaruhi gizi anak, ini yang kadang-kadang tidak jauh dipikirkan para orang tua yang sedang beradaptasi dalam kondisi pandemi.

Penuhi Kebutuhan Gizi Anak

Senada dengan yang disampaikan oleh Bapak Arif, dr. Juwalita Surapasi, M.Gizi, Sp,GK yang merupakan Dokter Spesialis Gizi Klinis menjelaskan "Agar anak mendapatkan gizi seimbang, kebutuhan akan nutrisi makro (karbohidrat, protein, lemak) dan mikro (vitamin dan mineral) harus dipenuhi. Namun, membuat anak mau mengonsumsi makanan yang sesuai dengan kebutuhan nutrisinya juga bukan perkara mudah. Saat di rumah saja, anak cenderung cepat bosan dan memilih makanan yang mereka sukai saja. Hal ini bisa berdampak pada kurangnya asupan nutrisi yang dibutuhkan untuk tumbuh kembang optimal."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun