Saya yakin bahwa tradisi hantaran makanan ini hampir ada di setiap daerah. Nah, entah bagaimana ya jadinya jika kita tinggal di kompleks perumahan apalagi di dalam sebuah apartemen yang kehidupannya lebih individualistis.
Apapun itu, ada baiknya kita bisa melestarikan tradisi menghantar makanan, terutama yang muda kepada yang tua. Dan itulah yang saat ini saya lakukan. Saya pun tidak pernah mengharapkan imbal jasa. Semua benar-benar saya lakukan demi menyambung silaturahmi. Ya, siapa tahu selama bertetangga ada salah kata dan salah perbuatan yang tidak disengaja ataupun disengaja.Â
Berharap tradisi seperti ini juga tidak sampai hilang. Maka, saya kerap kali juga mengajak anak-anak saya untuk ikut mengantarkan hantaran lebaran. Isinya kadang sederhana sekali, cuma sebotol sirup dan sekaleng biskuit. Dengan hantaran itu saja alhamdulillah rata-rata yang dikasih sangat bahagia.
Tahun in saya memodifikasinya dengan hantaran yang lebih milenial hahaha. Diantaranya seperti astor kaleng, teh botol 1 liter, pop mie, dan tas belanja warna-warni supaya bisa mengurangi penggunaan tas plastik. Jadi, tas hantarannya bisa dipergunakan lagi. Sederhana sekali bukan?
Nah, kira-kira apakah tradisi seperti ini ada juga di tempat Anda? Yuk, ceritakan di kolom komentar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H