Mohon tunggu...
Dzulfikar
Dzulfikar Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Content Creator

Blogger dan Content Creator. Member Kompasiana sejak Juni 2010. Aktif menulis di blog bangdzul.com dan vlog https://www.youtube.com/@bangdzul/

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Iklan Ramadan dan Sedekahnya Didi Kempot

6 Mei 2020   22:11 Diperbarui: 6 Mei 2020   22:20 1040
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Beberapa tahun belakangan ini muncul banyak iklan inspiratif tentang Ramadan. Mulai dari iklan minuman, makanan hingga hubungan keluarga dengan bumbu konflik dalam cerita. Tapi, ada satu iklan Ramadan yang konsisten menunjukkan hubungan serta konflik keluarga yang akhirnya berujung bahagia. Iklan tersebut adalah iklan Ramadan Pertamina.

Ada sebuah iklan yang menurut saya menjadi mengingat hubungan antara ayah dan anak. Iklan tersebut adalah iklan Pertamina pada tahun 2018 ini. Iklan ini sebenarnya iklan dengan cerita sederhana, tentang seorang remaja yang meminta ayahnya mengganti motornya dengan yang baru karena dianggap sudah tua.

The Power of Sedekah

Sementara ayahnya menolak karena merasa motornya masih bisa berfungsi dengan baik. Alih-alih mengabulkan permintaan anaknya, si ayah malah terus memberikan nasihat tentang keutamaan sedekah.

"Di Akhirat, semua orang akan bernaung di bawah sedekahnya." Hal tersebut senada dengan sebuah hadis tentang tiga amalan manusia yang pahalanya tidak akan putus meskipun telah meninggal dunia. 

"Jika seseorang anak Adam meninggal dunia, maka terputuslah amalannya kecuali 3 perkara (yaitu): sedekah jariah, ilmu yang bermanfaat dan anak yang Saleh." (HR. Muslim). 


Sedekah inilah yang paling diutamakan baik dikala sempit maupun dikala lapang. Artinya sedekah tidak mengenal waktu apakah punya uang atau tidak sedang punya uang. Sedekah tidak akan mengurangi harta benda, bahkan sedekah adalah jalan untuk mendapatkan rezeki yang berlipat serta kemudahan segala urusan. Sedekah pula yang bisa menolak dari bala maupun marabahaya.

Sedekahnya Didi Kempot

Sedekah sebenarnya tidak harus selalu dalam bentuk materi. Sedekah dapat dilakukan juga dalam bentuk tenaga. Seperti membersihkan masjid, membantu mendorong mobil yang mogok di jalan, hingga perbuatan-perbuatan lain yang bisa meringankan beban orang lain.

Sedekah ini pun mengingatkan saya pada kisah Didi Kempot yang sempat melakukan konser amal dari rumah dengan tajuk "Ojo Mudik". Sang Maestro seolah paham bahwa ia harus melakukan sesuatu untuk membantu sesama di tengah himpitan ekonomi karena efek pandemi.

Hasilnya sangat mencengangkan. Selama 3 jam konser amal dari rumah, Didi Kempot berhasil mengumpulkan donasi hingga 5,4 miliar rupiah. 

Bahkan cerita Rossi (Pemred Kompas TV) dalam kesempatan berbeda setelah Didi Kempot meninggal dunia, menceritakan saat konser amal di rumah almarhum itu banyak orang yang komplain karena tidak bisa berdonasi karena saking banyaknya traffics yang datang ke situs fundraising yang ditunjuk. 

Walhasil KompasTV dan Rossi pun membuka jalur rekening bank pada saat itu. Selepas konser, pintu donasi masih dibuka hingga akhirnya membukukan angka 7.6 miliar rupiah. Adakah Didi Kempot meminta sepeserpun dari hasil tersebut? "Tidak" Kata Rossi. Semua dana tersebut benar-benar diberikan untuk masyarakat yang terdampak, diantaranya disalurkan melalui ormas seperti Muhammadiyah dan NU, serta ormas lintas agama lainnya.

Itulah indahnya sedekah. Bahkan seorang Didi Kempot pun akan terus dikenang oleh Rossi, Kompas TV dan para Sobat Ambyar dengan kedermawanannya. 

Sedekah Didi Kempot ternyata tidak sampai di situ saja. Gofar Hilman, salah satu penyiar radio ibukota yang menginisiasi acara Ngobam Bareng Didi Kempot pun mengungkap cerita yang membuat kita semua mungkin baru tahu betapa dermawannya Didi Kempot. Mas Didi Kempot murni tidak mau dibayar dari uang apapun meski sudah disiapkan 15% makan dana minuman di venue akan diberikan kepada mas Didi Kempot. 

Kedermawanan Didi Kempot

Gofar Hilman pun tidak menduganya. Ternyata mas Didi Kempot benar-benar menolaknya. Ia malah sudah merasa senang karena anak muda seperti Gofar Hilman sudah jauh-jauh dari ibukota mau meyambangi penyanyi Desa seperti Didi Kempot, ujarnya. 

Dari kisah tersebut kita bisa belajar bahwa sedekah tidak harus dari kocek kita sendiri. Kita bisa mendatangkan sumber dana itu dengan berbagai cara salah satunya lewat konser mini di tengah pandemi seperti yang mas Didi lakukan.

Ada kisah lain yang membuat saya tergelitik sekaligus tamparan bagi saya sendiri. Seorang praktisi di bidang SEO malah pernah membuka kelas dengan ketentuan bahwa semua bayarannya akan didonasikan. Ndilalah pesertanya menjadi berjubel. Keduanya merasa diuntungkan. Penyelenggara bisa mendapatkan donasi, peserta juga ikut mendapatkan ilmu dengan bayaran yang disumbangkan. Konsep yang menarik bukan?

Dari kisah-kisah sederhana itu semoga bisa memantik kita untuk berbuat lebih banyak lagi bagi orang lain. Bermanfaat lebih luas lagi buat orang lain. Dan melakukan apapun yang terbaik demi mengurangi beban yang dirasakan oleh orang lain.

Maka, setiap kali saya menonton iklan Ramadan tentang sedekah itulah terkenang dengan sosok-sosok dermawan di tengah-tengah kita. Sedekah itu pun tak harus dipamerkan lewat sosial media.

Pernah dengar kan kata-kata seperti bersedekah lah seolah-olah tangan kirimu tidak mengetahuinya. Semoga kita semua diberikan keluasan rezeki untuk lebih banyak membantu sesama yang sedang kesulitan khususnya di tengah pandemi seperti saat ini.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun