Tidak Sempat Masak Nasi, Rumah Makan Penuh "Pengungsi"Â
Malam harinya, karena tidak sempat masak nasi. Kami pun memutuskan untuk makan di Warung Aceh langganan. Beruntung di tempat itu saya bisa mendapatkan sinyal dan sempat mengabarkan teman tentang keterlambatan penilaian. Ia pun maklum dengan hal tersebut.
Cukup lama kami di tempat makan. Rata-rata, pengunjung yang lain pun sepertinya sengaja ke luar rumah demi mencari makanan karena tak ada persediaan di rumah.
Antrean Panjang Air Isi Ulang
Saat melewati sebuah tempat isi ulang pun tak lutup dari antrean pembeli yang biasanya hanya satu atau dua orang saja yang terlihat. Malam itu, sudah menunjukkan pukul 21.00 WIB. Tapi, seperti masih sore karena suasana rumah makan, jalanan dan beberapa warung sangat ramai.Â
Mati listrik yang cukup panjang ternyata berdampak sekali pada kebtuhan masyarakat. Saya cukup beruntung karena stock air galon baru saja di isi pada pagi hari. Terlebih persediaan toren air juga baru saja terisi penuh beberapa jam sebelum mati listrik. Jika tidak, mungkin saya termasuk salah satu orang yang mengantre di tempat air isi ulang tersebut.
Sekitar pukul 23.00 WIB, sorak sorai tetangga membahana diikuti dengan cahaya lampu yang terang. Sontak, saya langsung menghidupkan AC. Sementara anak dan istri sudah terlelap karena kelelahan, saya akhirnya bisa bertahan hingga pukul 2.00 WIB dini hari demi menyelesaikan tugas yang tertunda. Alhamdulillah bisa selesai dengan baik.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H