Ramadan telah berlalu. Syawal pun datang. Bulan yang dianggap sebagai bulan kemenangan. Bulan yang menjadi simbol bahwa kita berhasil menundukkan hawa nafsu selama 30 hari penuh.
Seperti kata orang bahwa untuk mencapai puncak prestasi itu adalah awal perjuangan. Yang sulit justru mempertahankannya. Menggapai prestasi konon katanya lebih mudah dibandingkan dengan mempertahankannya.
Lalu, apakah ada cara tersendiri agar semangat Ramadan tidak lantas luntur seiring dengan berakhirnya puasa? Inilah beberapa tips yang bisa dilakukan untuk mempertahankan semangat Ramadan.
 1.  Konsisten Menjalankan Puasa Sunah.
Salah satu cara agar tidak kehilangan semangat Ramadan adalah tetap berusaha berpuasa sunah.
Puasa sunah yang bisa dilakukan secara rutin minimal puasa putih atau puasa pada pertengahan bulan Hijriyah tiap tanggal 13, 14, dan 15.
Kebiasaan puasa sunah tiap hari Senin dan Kamis pun bisa dijalankan hampir sepanjang tahun. Hal ini seperti kita ketahui menjadi kebiasaan seorang tokoh bangsa, BJ Habibie.
Sedangkan puasa yang lebih berat lagi adalah puasa Nabi Daud. Puasa selang seling sehari berpuasa dan sehari berbuka.
 2.  Berusaha Tak Meninggalkan Salat Malam.
Salat tarawih pada bulan Ramadan sejatinya melatih kita untuk salat malam. Bedanya, salat malam atau salah Tahajud dilakukan pada sepertiga malam atau pada saat waktu sahur menjelang salat Subuh.
Pelaksanaannya bisa secara mandiri dengan jumlah rakaat yang sama diakhiri dengan salat witir.
Orang-orang yang rutin dan menjaga Salat Tahajud dijanjikan oleh Allah akan diangkat derajatnya.
Saya saksikan sendiri beberapa orang yang menjaga salat malamnya memang cukup moncer dalam karirnya meskipun tak melulu secara duniawi semata. Bisa jadi derajatnya ditinggikan di akhirat.
 3.  Berupaya untuk Meningkatkan Kebiasaan Tadarrus AlQuran.
Inilah kebiasaan yang lebih berat dari sekadar berpuasa. Menjaga bacaan Alquran mau tak mau memang harus dipaksakan. Mencuri waktu dalam kesibukan. Bisa dilakukan dalam perjalanan di angkutan umum apabila kesulitam mencari waktu tepat lainnya.
 4.  Meningkatkan Amalan di Bulan Syawal.
Menurut para ulama, bulan Syawal adalah bulan peningkatan. Semestinya apa yang sudah dilakukan pada saat Ramadan tidak ditinggalkan begitu saja.
Seperti puasa, salat malam dan tadarus Alquran. Begitu pula dengan sedekah. Setelah membersihkan harta lewat zakat, sedekah memperlancar rejeki dan menolak bala.
 5.  Mengaktualisasikan Ramadan dalam Kehidupan.
Terakhir dan yang tak kalah penting adalah mengaktualisasikan nilai nilai Ramadan dalam kehidupan. Saat Ramadan kita terlatih untuk tidak menyentuh makanan. Meskipun makanan itu halal, milik kita sendiri tetapi kita tetap harus menahannya saat maghrib dikumandangkan.
Begitulah konsep menahan diri terhadap nafsu. Orang orang yang berpuasa tapi tetap korupsi dan mengambil hak orang lain esensinya tidak memahami makna puasa itu sendiri.
Itulah beberapa tips yang bisa dilakukan agar Ramadan tidak sekadar ritual melainkan mampu membumikannya dalam kehidupan sehari-hari.
Semoga kita semua termasuk orang yang kelak diberikan nikmat Ramadan tahun depan. Amien.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H