Pukul 09.00 malam, akhirnya kami tiba di hotel untuk beristirahat. Rencananya besok melanjutkan perjalan ke Situbondo. Setelah melewati berbagai perjalanan tersebut, ayah mertua saya pun berujar.Â
"Mudik kali ini rasanya ada yang kurang ya. Soalnya kita lewat tol terus. Kalau dulu, keluar Cikampek, kita sudah bisa melihat banyak motor yang mudik dengan berbagai cara. Ada yang bonceng empat sama anak-anaknya, sampai ada yang memasang bambu di bagian belakangnya sebagai penyangga untuk barang bawaannya sehingga motor terlihat lebih panjang." kata ayah mertua saya.
Dalam hati benar juga ya. Jalur tol dari Jakarta hingga ke Surabaya memang membuat kesan mudik menjadi berbeda. Biasanya saat mudik selalu lekat dengan istirahat di posko-posko mudik. Di posko-posko inilah kami biasanya saling bertukar cerita dengan pemudik dari daerah lainnya.
Posko-posko mudik saat ini sudah berpindah ke rest area. Orang sudah punya gaya dan kebiasaan yang berbeda di rest area tanpa ada momen untuk saling berinteraksi lagi. Melepas penat hanya sesaat. Memang ada perasaan rindu seperti mudik dahulu.
Namun, di sisi lain, justru kita patut bersyukur karena bisa memangkas sekian waktu tanpa harus terjebak berjam-jam di perjalanan. Berharap saat jalur Trans Jawa tersambung hingga ke Banyuwangi, ada waktu dan rezeki untuk bisa menjajalnya kembali.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H