Kebetulan lokasinya memang berdekatan dengan tempat tinggal beberapa Kompasianer seperti mbak Uli Hape, Mas Yusep, Mas Ono, Mbak Tutty dan Mbak Alia.
Saat memasuki pintu masuk, kami sudah disambut dengan konsep terbuka. Di depan kafe tersedia dua meja berderet tepat berada di bawah rimbunnya pohon. Pohon inilah yang menjadi daya tarik di Ludens Cafe. Sebuah impian bisa bersantai di depan teras rumah yang memiliki pohon yang menjadi peneduh alami.
Untuk mengukuhkan Ludens Kafe sebagai tempat bermain, konsepnya pun dibuat sedemikian rupa sehingga menyenangkan bagi berbagai usia dan latar belakang. Beberapa permainan masa kecil disediakan untuk menemani pelanggan seperti halma, ular tangga hingga catur.
Soal menu menurut saya sangat variatif. Bukan hanya identik dengan kopi specialty dari Tanah Rencong saja, tetapi juga makanan khas daerah seperti Rawon, Gado-Gado, Ayam Panggang Klaten, Sosis Bakar hingga Shabu-shabu Tomyam.Â
Camilannya pun cukup beragam seperti khas Indonesia, gorengan tahu isi dan pisang. Untuk para penggemar micin pun disediakan berbagai menu olahan mi instan berbagai rasa.Â
Ludens Kafe akan bukan hanya menjadi sebuah tempat untuk berkumpul, ngopi dan makan-makan tetapi juga bisa menuangkan ide melalui distro tempat untuk membuat kaos custom sesuai selera dan beragam merchandise. Konsep inilah yang membuat Ludens kafe berbeda dengan tempat makan lain di sekitarnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H