Tradisi nyekar biasanya dilakukan dilakukan sebelum munggahan. Urutannya biasanya nyekar, munggahan kemudian padusan. Nyekar adalah tradisi ziarah kubur ke makam orang tua dan keluarga yang sudah meninggal dunia.Â
Orang-orang yang nyekar pada umumnya membawa bunga dan air bunga mawar untuk ditaburkan di atas makam. Selain itu, kesempatan nyekar juga digunakan untuk bersih-bersih makam. Nyekar kadang-kadang dilakukan juga setelah Lebaran. Jadi, ada dua momen nyekar saat sebelum dan sesudah bulan Ramadan.
Sahur On The Road
Sahur On The Road (SOTR) awalnya adalah kegiatan positif berupa membagi-bagikan makanan kepada orang-orang miskin atau yang sedang melakukan safar di jalan dengan harapan mereka bisa ikut berpuasa.
Namun, belakangan SOTR menjadi pro dan kontra karena kegiatan tersebut disalahgunakan sebagai ajang kumpul-kumpul komunitas motor. Alih-alih menjadi kegiatan positif justru malah meresahkan warga dan berpotensi memancing tawuran.Â
Alasan itulah yang membuat SOTR tidak dianjurkan lagi oleh aparat keamanan demi menjaga ketertiban.Â
Namun, di kampung-kampung saat ini masih ada yang mempertahankan tradisi membangunkan warga saat sahur dengan berbagai macam alat musik terutama bedug dan kentongan. Tradisi inilah yang menjadi salah satu ciri khas untuk mendorong warga bisa sahur lebih awal.
Ngabuburit
JIka pada waktu sahur ada kegiatan SOTR, pada saat sore dikenal dengan istilah ngabuburit. Istilah ngabuburit biasanya diisi dengan kegiatan jalan-jalan. Bagi ibu-ibu kegiatan ngabuburit bisa juga menjadi peluang bisnis sekaligus kegiatan window shopping yang menyenangkan.
Peluang bisnis saat ngabuburit bisa dimanfaatkan dengan berjualan aneka makanan takjil atau pembuka puasa. Makanan-makanan tradisional pun dijajakan saat ngabuburit untuk persiapan berbuka. Misalnya seperti bubur sum-sum, kolak pisang, biji salak, dan makanan-makanan ringan lainnya. Tapi, yang menjadi kuliner favorit berbuka di Indonesia sepertinya belum bisa lepas dari gorengan.Â