Â
Kejahatan finansial di Indonesia mungkin boleh jadi termasuk yang mengkawatirkan. Pasalnya literasi masyarakat tentang intenet masih rendah. Sehingga kita kerap mendengar terjadi kasus-kasus pembobolan kartu kredit.Â
Salah satu modus yang banyak digunakan untuk membobol kartu kredit adalah dengan modus phising. Modus ini memang sengaja memancing korban untuk mengisi data-data pribadi termasuk nama, tanggal lahir, nomor hp, nomor kartu kredit hingga nomor ccv, umumnya terdiri dari 3 digit.
Caranya bisa dilakukan dengan menggunakan email asli tapi palsu hingga situs palsu. Dari situlah data-data pengguna kartu kredit bisa dicuri dengan mudah. Karena dalam kondisi yang kurang konsentrasi, korban biasnya mengisi data-data tersebut dengan amat mudah. Mungkin juga mereka mengisi tanpa sadar bahwa mereka menjadi incaran kejahatan.
Contohnya yang dialami salah satu Kompasianer, Dessy. Dalam tulisannya ia bercerita menjadi salah satu korban pembobolan kartu kredit dengan metode phising. Dessy mendapatkan email agar melakukan verifikasi Apple ID, karena ia pengguna iPhone.Â
Entah mungkin karena kekenyangan makan jengkol, Dessy tidak menyadari bahwa saat itu ia tengah menjadi korban phising. Caranya pun sangat halus dan tidak berkaitan langsung dengan verifikasi data perbankan, melainkan verifikasi Apple ID. Tapi, justru keanehannya adalah sang penipu meminta data-data kartu kredit.
Barulah pada malam harinya Dessy mendapatkan notifikasi pembelian tiket Garuda senilai Rp11,6 juta melalui sms. Harga yang amat fantastis bukan?
Untunglah Dessy bisa tenang. Ia kemudian melakukan pemblokiran kartu kredit dan mengirimkan sanggahan transaksi kepada maskapai.Â
Nah, dari kisah tersebut sebetulnya ada beberapa poin yang bisa dijadikan pedoman agar tidak menjadi korban phising.
- Selalu cek alamat pengirim email yang mengatasnamakan perusahaan apalagi bank.
- Pastikan hanya mengakses situs dengan url https:// terutama utuk transaksi perbankan maupun transaksi digital.
- Jangan pernah mengisi formulir yang meminta data-data lengkap apalagi sampai data privat seperti nomor kartu kredit apalagi nomor ccv cc.
- Catat/simpan dalam phonebook, nomor layanan pelanggan penerbit kartu kredit agar mudah saat dibutuhkan.
- Transaksi digital dengan menggunakan kartu kredit biasanya menggunakan sistem OTP (one time password) yang dikirim langsung melalui pesan singkat ke nomor pelanggan yang sudah didaftarkan. Pastikan untuk tidak membagikan kode OTP pada siapapun juga, termasuk orang yang mengaku-ngaku dari bank.Â
Selain itu, Anda juga bisa mendapatkan berbagai informasi penting tentang tips aman dari kejahatan finansial perbankan selama bulan Ramadan dari BCA.Â