Mohon tunggu...
Dzulfikar
Dzulfikar Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Content Creator

Blogger dan Content Creator. Member Kompasiana sejak Juni 2010. Aktif menulis di blog bangdzul.com dan vlog https://www.youtube.com/@bangdzul/

Selanjutnya

Tutup

Politik

Seperti Sang Ayah, Hanum Rais Lagi-lagi Berulah

25 April 2019   07:19 Diperbarui: 25 April 2019   08:15 2269
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hanum Rais saat bersama Ratna / tangkapan layar dokumen pribadi

Hanum Salsabeila Rais seperti tak ada henti-hentinya membuat kegaduhan di negeri ini. Mungkin mbak Hanum memang mewarisi karakter bapaknya yang tak bisa diam melihat negeri ini adem. Tak seperti saudara laki-laki yang lain, Hanum Rais tergolong sosok anak yang paling vokal dan aktif dibandingkan dengan saudara yang lainnya.

Sedikit mengingat kasus Ratna Sarumpaet, berlatar belakang sebagai dokter gigi, Hanum saat itu berusaha meyakinkan warganet bahwa Ratna merupakan korban penganiayaan. 

Ia bahkan dengan tegas meyakinkan dirinya adalah seorang dokter, yap meski dokter gigi. Barangkali ia paham dan mengerti tanda-tanda gigi yang mendapatkan pukulan atau benturan benda tumpul.

Tapi, kali ini Hanum tidak membuat heboh seperti kasus Ratna. Cuitannya justru membuat geram beberapa orang termasuk salah satunya seorang dokter. 

Cuitan Hanum Rais / dok tangkapan layar pribadi
Cuitan Hanum Rais / dok tangkapan layar pribadi

Cuitan Hanum Rais tersebut mengomentari salah satu link berita tentang Grace Natalie dan PSI. Alih-alih mengomentari konteks beritanya, Hanum justru menciutkan kebencian dengan menyebut PSI adalah Partai Nasakom. 

Meski Hanum menjelaskan bahwa Nasakom bukan merupakan singkatan dari Nasionalis Komunis. Belum puas, Hanum Rais mencibir PSI sebagai Partai Nasib Satu Koma. 

Seperti diketahui dari hasil Quick Count, PSI merupakan salah satu partai yang tidak lolos ke senayan karena suaranya tidak mencapai ambang batas 4% seperti yang disyaratkan oleh Undang-Undang. Dari hasil Litbang Kompas sementara, PSI mendapatkan suara di kisaran 2,05%. Malahan di DKI PSI mendapatkan peringkat ke empat sehingga dipastikan akan mendapatkan kursi di DPRD DKI Jakarta.

Cuitan Hanum Rais menunjukkan bahwa selama ini Narasi PKI memang digunakan oleh pihak kubu 02 untuk menyerang lawan politiknya. Termasuk saat menuduh Jokowi sebagai antek PKI seperti fitnah keji yang selama ini digaungkan ke beberapa daerah sejak tahun 2014.

Cuitan Hanum memang mendapatkan tanggapan beragam. Ada yang pro dan ada yang kontra. Tapi, cuitan ini mendapatkan perhatian dari salah satu dokter mata yaitu @ferdirivahamzah

"Kalo lagi gak ada pasien mending kultwit tentang menjaga kesehatan gigi, Mbak. Lebih berguna daripada nyinyir. " ujarnya.

Beberapa warganet juga amat menyayangkan cuitan Hanum Rais yang membawa-bawa Komunisme dan seolah distigmakan kepada PSI.

"Kok miris ya liat tweet ini dari orang berpendidikan seperti anda :") " kata araxxxxx

Citra Hanum Rais sebagai penulis novel ternama dan mantan jurnalis justru langsung runtuh karena cuitannya ini. Sosok yang teredukasi dengan baik, berasal dari keluarga Muhammadiyah justru mencuitkan kalimat yang menunjukkan karakter aslinya.

Melihat cuitan Hanum Rais sebetulnya kita juga tak perlu heran, karena dalam beberapa kali kesempatan Amien Rais pun melakukan hal yang sama di depan forum mencibir lawan politiknya seperti yang saya ulas dalam tulisan ini.

Sebagai sosok yang terpandang sejak kasus Ratna Sarumpaet, hendaknya Hanum justru sadar diri bahwa apa yang dilakukannya justru akan semakin membuat namanya menjadi tercemar. Tak layak seorang calon politisi mencibir dengan kalimat rendahan seperti ini, apalagi sosok yang berlatar dari keluarga berpendidikan tinggi. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun