Mohon tunggu...
Dzulfikar
Dzulfikar Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Content Creator

Blogger dan Content Creator. Member Kompasiana sejak Juni 2010. Aktif menulis di blog bangdzul.com dan vlog https://www.youtube.com/@bangdzul/

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Setelah Tahu Passion, Lalu Apa?

21 April 2019   08:00 Diperbarui: 21 April 2019   08:08 118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Beberapa kopi hasil berburu Tesya dan Rene bisa diracik di sendiri / dok.pribadi

Saya melihat ada kesungguhan dari kafe kecil yang dibangun bersama teman-temannya. Meski kecil, kafe ini tergolong punya peralatan lengkap dan modern. 

Rene dan Tesya sepakat bahwa menurut mereka passion berbeda dengan hobi. Passion adalah sesuatu yang akan membuat kita bahagia meskipun harus mengeluarkan uang. Berbeda dengan hobi yang hanya memberikan efek rasa senang saja.

Perjalanan Tesya menemukan passionnya pun amat menarik. Tesya semula mengira bahwa passionnya adalah menuliskan perjalannya keliling dunia. Dugaannya ternyata kurang tepat. Ia baru menyadari bahwa passionnya adalah memberikan informasi selengkap dan sedetail mungkin pengalaman jalan-jalannya dalam sebuah blog. Disitulah ia mendapatkan kepuasan setelah menjawab pertanyaan-pertanyaan dari para pembaca blognya. 

Salah satu sajian kopi yang menggugah rasa / dok.pribadi
Salah satu sajian kopi yang menggugah rasa / dok.pribadi
Sambil mendengarkan cerita Tesya dan Rene, saya pun menikmati Ice Latte yang punya rasa pas menurut saya. Biasanya saya selalu meminta less sugar dan less ice ketika memesan latte. Ternyata racikan Ice Latte Mr.Husband benar-benar pas di lidah.

Pencarian passion yang dialami Tesya amat panjang, hampir 10 tahun ia baru menyadari passionnya. Sedangkan kami mungkin bisa lebih memahami apa passion kami setelah mendengarkan cerita Tesya dan Rene.

Menurut saya, Tesya dan Rene malah sudah lebih dari sekadar menemukan passion. Mereka justru mengolah dan mengembangkan passion mereka menjadi sesuatu yang lebih bermakna. Tesya misalnya dengan menelurkan beberapa buku yang diterbitkan oleh penerbit ternama. Sedangkan Rene berhasil mendirikan kafe dari hasil belajarnya meracik kopi.

Ice Latte yang menyegarkan sekaligus bikin melek / dok.pribadi
Ice Latte yang menyegarkan sekaligus bikin melek / dok.pribadi
Rene pun bercerita tentang konsep kafenya yang sengaja dibuat lebih intimate dengan pelanggannya. Kami bahka bisa melihat secara langsung saat Rene dan Ratna meracik beberapa kopi pesanan kami. 

Kafe Mr.Husband ini juga tak sekadar menyediakan kopi, tetapi ada minuman non kopi lainnya bagi yang kurang suka kopi.

Ketika saya tanya apa sebetulnya kelebihan kopi Mr.Husband dibandingkan dengan kafe lainnya. Dengan tangkas Rene menjawab racikan yang pas dan istimewa.

Semua orang bisa saja membeli kopi yang sama, tetapi belum tentu bisa meracik kopi enak dengan cara yang sama. 

Omongan Rene ini ternyata diamini salah satu pelanggannya Debi yang kebetulan sedang membeli Ice Latte. Debi merasa cocok dengan racikan kopi Mr.Husband. Meski dia punya sakit maag, tetapi tak menjadi pantangan untuk menikmati kopi racikan Mr.Husband. Debi mengaku sudah mencicipi semua kopi yang ada di Pasar Intermoda BSD, dan hanya cocok dengan rasa yang dimiliki Mr.Husband.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun