Sementara menurut Presiden PKS Sohibul Iman bahwa kenaikan suara PKS dikarenakan dukungan para tokoh agama. Bisa jadi salah satunya adalah Ustaz Bachtiar Nasir yang begitu bersemangat menggelorakan khilafah dari masjid ke masjid sepanjang masa kampanye. Meski pada akhirnya berbelok arah mengakui Pancasila demi kampanye.
PKS berbeda pendapat soal quick count Pilpres
Meski mengamini hasil quick count Pileg dengan rasa yang berbunga-bunga, PKS justru menolak hasil quick count Pilpres. Padahal lembaga survei yang melakukan quick count tidak berbeda antara Pileg dan Pilpres pada pemilu 2019 kali ini.
Hal ini boleh jadi dilakukan demi menjaga perasaan Capres yang diusungnya dan sohib-sohib koalisinya. Agak mengherankan juga dengan sikap PKS yang tidak konsisten seperti ini. Hanya mau mengambil dalil yang menguntungkan saja. Sikap PKS ini jelas berbahaya. Apalagi jika dipraktikkan dalam kehidupan sebagai seorang muslim.
Apapun hasilnya, PKS tetaplah menjadi partai yang akan melenggang ke Senayan dengan perolehan suara di atas 4%. Diperkirakan kursi PKS di Senayan pun akan bertambah lebih dari 40 kursi jika dibandingkan dengan perolehan kursi pada 2014. Lebih banyak dibandingkan dengan PAN dan Demokrat sehingga punya posisi tawar lebih tinggi pada pemilu 5 tahun mendatang.
Baik atau buruknya hasil pesta demokrasi, tetaplah harus diterima dengan lapang dada. Sekali lagi selamat untuk PKS dan Mardani Ali Sera karena lagi-lagi berhasil memainkan politik identitas sehingga meningkatkan kembali elektabilitas partainya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H