Saya sepakat sekali dengan Adian Napitupulu yang menyebutkan bahwa Prabowo seharusnya tidak mengungkapkan hal tersebut. Tidak pantas rasanya seorang prajurit yang mengaku nasionalis dan patriot ungkapkan hal tersebut.Â
Selain tak pantas, hal tersebut seolah-olah ingin menunjukkan bahwa hanya Prabowolah prajurit yang paling berjasa untuk negeri ini.
Biasanya orang-orang yang paling lantang berkoar-koar hanyalah orang yang kecewa karena dirinya tidak mendapatkan apresiasi seperti yang diharapkannya. Sehingga sikapnya seperti anak kecil, berbuat onar, berteriak-teriak dan selalu minta perhatian.
Momen kedua yang menunjukan kecongkakan Prabowo adalah saat ia berbicara tentang niatnya mengganti orang yang memberikan briefing pada Presiden.
"Kalau saya presidennya, saya ganti yang kasih briefing itu" kata Prabowo.
Pernyataan ini berbahaya. Karena Prabowo seperti masih menyimpan dendam.Â
Ganti, ganti, dan ganti yang akan dilakukan Prabowo jika memiliki kekuasaan. Sikap seperti ini sangat berbahaya karena Prabowo akan menabrak prosedur.
Berbeda dengan Jokowi. Jokowi selalu memberikan kesempatan pada siapapun untuk menduduki jabatan menteri. Termasuk memberikan porsi kepada Anies Baswedan.Â
Namun, ketika dirasa tidak ada progres, barulah direshuffle dengan pertimbangan yang matang. Bukan asal ganti karena like and dislike, melainkan karena kinerja dan indeks prestasinya. Sangat bahaya jika ada Presiden seperti Prabowo yang sebentar-sebentar gonta ganti jabatan para pembantunya.
Momen pamungkas yang menunjukkan sisi paling dalam dari Prabowo adalah ketika ia mengatakan "Yang kuat akan berbuat sekehendaknya, yang lemah harus menderita".
Peribahasa ini benar-benar menunjukkan sisi terdalam sosok Prabowo.