Dalam debat semestinya Prabowo justru memanfaatkan celah lawan, ini malah sebaliknya. Yang terjadi justru ada anggapan bahwa Prabowo memang percaya dengan kinerja Jokowi selama 4 tahun ke belakang.
Poin ini saja sudah membuat Prabowo tenggelam sebagai "rival" dalam panggung debat capres yang disaksikan jutaan mata dan didengarkan ribuan telinga rakyat.
Swasembada Energi Prabowo seperti Apa?Â
Begitu pula dengan jawaban Prabowo soal energi. Swasembada energi itu hal yang agak sulit untuk diterjemahkan oleh rakyat awam.Â
Sedangkan Jokowi saja sudah membangun kebun angin di Sidrap dan Jeneponto, Sulawesi Selatan sebagai salah satu langkah mengatasi kekurangan pasokan listrik. Bukan hanya PLTB, tetapi juga PLTA sudah disiapkan sebagai tafsiran atas rencana Prabowo "swasembada energi".
Visi misi Jokowi dalam bidang energi sudah 4 langkah lebih awal dilakukan dengan menggunakan energi terbarukan.Â
Harga Pangan Tinggi Kalau Dikunjungi Sandiaga
Soal pangan, Jokowi tak bisa dibohongi dengan narasi Sandiaga yang terus menerus mengulang-ulang bahwa harga pangan naik dan tidak terjangkau.
Beberapa kali Jokowi mengunjungi pasar dan langsung meninjau harga-harga komoditas pokok. Sehingga jika ada yang tidak beres bisa segera ditangani oleh Jokowi.
Setiap kilogram buah kedondong seharga Rp15.000, jeruk nipis dan jeruk peras Rp12.000, dan satu ekor ayam Rp35.000. Harga-harga itu saya dapatkan langsung hari ini di salah satu pasar tradisional ibu kota, Pasar Minggu. pic.twitter.com/t2GmCEQdmo--- Joko Widodo (@jokowi) February 22, 2019
Jawaban Jokowi pun cukup telak karena tidak mudah untuk menaikan dan menurunkan harga pangan.Â
Contoh saja, jika harga telur naik, konsumen yang teriak. Sebaliknya jika harga telur turun justru peternak dan pedagang yang teriak.