Mohon tunggu...
Dzulfikar
Dzulfikar Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Content Creator

Blogger dan Content Creator. Member Kompasiana sejak Juni 2010. Aktif menulis di blog bangdzul.com dan vlog https://www.youtube.com/@bangdzul/

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Sosok yang Menyelamatkan Abu Bakar Baasyir dari Murka Amerika

26 Januari 2019   06:00 Diperbarui: 26 Januari 2019   06:36 1117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Abu Bakar Ba'asyir / Foto Kompas.com

Abu Bakar Ba'asyir bukanlah tokoh sembarangan. Sosok ini menjadi orang yang paling dicari oleh Amerika Serikat karena diduga terlibat dalam berbagai rangkain tindak pidana terorisme mulai dari kasus serangan bom Bali 2002 yang menewaskan 200 orang, sampai dengan perencanaan dan penggalangan dana untuk pembiayaan latihan militer kelompok teroris bersenjata di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam.

Saat persidangan pun penjagaan ketat dilakukan pemerintah untuk mencegah hal yang tidak diinginkan. Kepolisian saja sampai menurunkan sekitar 3.000 petugas untuk mensterilkan kawasan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan saat itu. Ini membuktikan bahwa betapa pentingnya sosok Ba'asyir di mata Internasional terlebih memiliki banyak pengikut setia di daerah.

Baca juga Said Didu dan Sudirman Said Perlu Belajar dari Sosok Megawati

Dari bocoran Wikileaks juga terungkap juga bahwa ada permintaan dari pihak Amerika Serikat agar pemimpin pondok pesantren Ngruki, Solo itu ditangkap. Permintaan ini diajukan saat Megawati Soekarno Putri masih menjabat. Dengan berani, Megawati pun menolaknya dan menanggung segala risiko yang ada.

Kabar tentang keberanian Megawati menolak permintaan Amerika ini pun ternyata didengar oleh Abu Bakar Ba'asyir sendiri. Abu Bakar Ba'asyir meskipun ditahan tetap bisa mendapatkan informasi-informasi terupdate tentang kondisi politik di Indonesia. Bahkan Ba'asyir mengaku diperlakukan dengan baik saat berada di dalam tahanan.

"Amerika pernah meminta secara khusus kepada Presiden Megawati Soekarnoputri agar saya ditangkap. Tetapi yang namanya Megawati mendapat kekuatan dari Allah untuk menolak permintaan Amerika yang arogan itu. Namun menurut saya, pemerintahan Yudhoyono ini adalah pemerintahan yang tunduk kepada kepentingan dan tekanan Amerika." ungkap Ba'asyir saat diwawancarai oleh Mega Simarmata pada 21 Januari 2011 di Rutan Bareskrim Mabes Polri, seperti dikutip dari pojoksatu.id (25/01).

Sebagai orang awam saya mencoba menelaah. Bagaimana mungkin sosok perempuan seperti Megawati Soekarno Putri berani menolak permintaan negara adidaya Amerika? Tapi, itulah faktanya. Megawati dengan penuh risiko berani menolak permintaan Amerika.

Seperti penuturan Hasto Kristiyanto, Sekretaris jenderal PDIP, menuturkan bahwa Megawati tetap berusaha melindungi rakyatnya. Bagaimanapun tuduhan terhadap Abu Bakar Ba'asyir oleh Amerika, sebagai Warga Negara Indonesia, Ustaz Ba'asyir tetap mendapatkan perlundungan dari negara, dan itu yang sudah ditunaikan oleh Megawati saat menjabat menjadi Presiden.

Megawati, sosok perempuan yang berani menanggung risiko apapun meski harus menolak negara super kuasa Amerika Serikat. Karena jika permintaan Amerika tidak dituruti seperti yang kita saksikan sendiri perang dagang terjadi antara Tiongkok dan Amerika, imbasnya berpengaruh terhadap perekonomian dunia.

Keberanian Megawati, The Brave Lady, itulah yang mewarisi semangat Soekarno agar bangsa ini benar-benar berdaulat dan tidak diatur oleh asing. Tak heran jika Soekarno disegani banyak pemimpin dunia saat itu termasuk bersahabat dengan Presiden Amerika Jhon F Kennedy yang akhirnya dibunuh oleh CIA dalam rangkaian penggulingan Soekarno.

Lalu apa jadinya jika saat itu Megawati menuruti kemauan Amerika? Tentu saja ustaz Abu Bakar Ba'asyir menurut beberapa pengamat sudah pasti akan dijebloskan ke penjara Guantanamo, Kuba. Guantanamo adalah lapas yang dianggap sebagai tempat bagi teroris-teroris dari belahan dunia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun