Mohon tunggu...
Dzulfikar
Dzulfikar Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Content Creator

Blogger dan Content Creator. Member Kompasiana sejak Juni 2010. Aktif menulis di blog bangdzul.com dan vlog https://www.youtube.com/@bangdzul/

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Kisah Kebohongan Zaman Nabi dan Narasi Kebohongan Saat Ini

7 Januari 2019   11:39 Diperbarui: 7 Januari 2019   12:16 1851
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Prabowo / Foto Kompas.com

Salah satu kasus terakhir adalah tentang selang cuci darah yang digunakan sampai 40 kali oleh pasien yang berbeda. Kebohongan Prabowo ini pun langsung dibantah oleh pihak RSCM. Beberapa dokter pun sudah menuliskan bagaimana proses hemodialisis yang sebenarnya.

"Saya dapat laporan di RSCM ada alat pencuci ginjal, harusnya itu punya saluran-saluran dari plastik, dari karet, dari alat-alat dipakai satu orang satu kali. Saya dengar di RSCM hari ini dipakai 40 orang," kata Prabowo yang disambut suara terkejut sejumlah peserta yang hadir dalam acara Ceramah Kebangsaan Akhir Tahun di Hambalang, Bogor (30/12/2018).

"Orang sakit ginjal harus hidup dari pencucian darah. Bisa dapat macam-macam [penyakit jika selang dipakai banyak orang]. Hepatitis A, B, C, malaria, HIV. Bayangkan. Ini menurut saya, negara kita ini gagal melayani rakyat," kata Prabowo.

Pernyataan Prabowo tersebut sudah dibantah oleh RSCM. RSCM hanya menggunakan selang sekali penggunaan (single use) untuk proses cuci darah.

Bukan hanya RSCM saja yang membantah pernyataan Prabowo. Ketua Umum Komunitas Pasien Cuci Darah Indonesia (KPCDI) Tony Samosir juga menilai bahwa Pidato Prabowo terkait selang cuci darah adalah hal yang keliru.

Perilaku kebohongan Prabowo ini setali tiga uang dengan yang dilakukan oleh HTI. Organisasi terlarang yang berafiliasi dengan kelompok teroris dalam konflik Timur Tengah.

Salah satu contoh kecil saja tentang pengakuan Ismail Yusanto (jubir HTI) tentang Bendera HTI. Ismail mempropaganda masyarakat bahwa HTI tidak memiliki bendera. Ismail juga dengan meyakinkan bahwa bendera yang dibakar di Garut adalah bendera Ar Roya (Panji Rasul) bertuliskan kalimat Tauhid.

Faktanya Ismail telah berbohong. Ismail dengan sengaja berbohong demi memprovokasi umat dan memecah belah umat. Padahal banyak foto-foto beredar terpampang, Ismail berfoto dengan bendera HTI.

Foto Ismail dengan bendera HTI / Istimewa
Foto Ismail dengan bendera HTI / Istimewa
Narasi kebohongan Prabowo dan HTI ini jelas menjadi strategi mereka untuk mendulang suara sekaligus memecah belah umat Islam. Kebohongan-kebohongan mereka tentu saja tidak akan berhenti sampai di sini setidaknya sampai dengan Pemilu Presiden April 2019 mendatang.

Rakyat yang cerdas tentu tidak bisa termakan dengan isu-isu hoax seperti ini. Isu yang akan terus diulang-ulang demi menyerang petahana.

Kebohongan yang dilakukan oleh Prabowo dan kubunya sudah termasuk kebohongan akut. Setelah dikonfirmasi pun mereka akan melakukan segala tipu daya kata-kata. Termasuk kebohongan Sandiaga Uno tentang membangun tol tanpa utang. Faktanya justru Sandiaga Uno membangun Tol Cipali dengan pinjaman. Bukan utang memang, tapi bahasa mereka utang itu adalah pinjaman.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun