Pada akhirnya Soekarno memang menjadi tokoh besar, proklamator bangsa yang dipandang oleh banyak negara. Namanya bahkan abadi di Rusia sebagai salah satu sosok pemimpin muslim yang terpandang kala itu.
Cerita unik itu bahkan terkenal sampai saat ini. Kisah tentang Soekarno yang meminta pemimpin Uni Soviet kala itu Nikita Khrushchev dibuat pusing tujuh keliling.
Permintaan Soekarno sebetulnya sangat sederhana. Soekarno hanya minta dicarikan makam ulama besar, perawi hadis Nabi, yaitu Imam Bukhari. Lewat permintaan Soekarno inilah Uni Soviet akhirnya mengenal ulama besar Islam tersebut.
Berkat jasa Soekarno pula makam Imam Bukhari itu dipugar menjadi lebih baik. Agar Uni Soviet tak malu ketika Soekarno berziarah ke makam ulama besar yang menuliskan lebih dari sembilan ribu hadis dalam karyanya yang dikenal dengan Sahih Bukhari.
Inilah beberapa kisah betapa Soekarno sangat dekat dengan ulama dan menjunjung tinggi agama Islam. Namun, dalam konteksnya sebagai proklamator bangsa, Soekarno sadar bahwa negara ini harus disatukan dengan Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika.
Yang jadi pertanyaan, bagaimana mungkin partai yang didirikan oleh Soekarno 46 tahun silam, kini digambarkan sebagai partai yang anti Islam. Padahal founding father-nya sendiri adalah sosok kader Muhammadiyah dan terbukti dikenal sebagai tokoh muslim terkemuka di dunia sejak lama.
Tulisan ini telah tayang di Pepnews.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H