Mohon tunggu...
Dzulfikar
Dzulfikar Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Content Creator

Blogger dan Content Creator. Member Kompasiana sejak Juni 2010. Aktif menulis di blog bangdzul.com dan vlog https://www.youtube.com/@bangdzul/

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Kader Muhammadiyah Itu Bernama Soekarno

7 Januari 2019   09:01 Diperbarui: 7 Januari 2019   09:11 395
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada akhirnya Soekarno memang menjadi tokoh besar, proklamator bangsa yang dipandang oleh banyak negara. Namanya bahkan abadi di Rusia sebagai salah satu sosok pemimpin muslim yang terpandang kala itu.

Cerita unik itu bahkan terkenal sampai saat ini. Kisah tentang Soekarno yang meminta pemimpin Uni Soviet kala itu Nikita Khrushchev dibuat pusing tujuh keliling.

Permintaan Soekarno sebetulnya sangat sederhana. Soekarno hanya minta dicarikan makam ulama besar, perawi hadis Nabi, yaitu Imam Bukhari. Lewat permintaan Soekarno inilah Uni Soviet akhirnya mengenal ulama besar Islam tersebut.

Berkat jasa Soekarno pula makam Imam Bukhari itu dipugar menjadi lebih baik. Agar Uni Soviet tak malu ketika Soekarno berziarah ke makam ulama besar yang menuliskan lebih dari sembilan ribu hadis dalam karyanya yang dikenal dengan Sahih Bukhari.

Inilah beberapa kisah betapa Soekarno sangat dekat dengan ulama dan menjunjung tinggi agama Islam. Namun, dalam konteksnya sebagai proklamator bangsa, Soekarno sadar bahwa negara ini harus disatukan dengan Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika.

Yang jadi pertanyaan, bagaimana mungkin partai yang didirikan oleh Soekarno 46 tahun silam, kini digambarkan sebagai partai yang anti Islam. Padahal founding father-nya sendiri adalah sosok kader Muhammadiyah dan terbukti dikenal sebagai tokoh muslim terkemuka di dunia sejak lama.

Tulisan ini telah tayang di Pepnews.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun