Mohon tunggu...
Dzulfikar
Dzulfikar Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Content Creator

Blogger dan Content Creator. Member Kompasiana sejak Juni 2010. Aktif menulis di blog bangdzul.com dan vlog https://www.youtube.com/@bangdzul/

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Pilihan

5 Tipe Peserta Reuni 212 yang Luput dari Media

6 Desember 2018   23:54 Diperbarui: 7 Desember 2018   06:26 920
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Reuni 212/Foto Kompas.com

Peserta alumni 212 boleh bangga karena semua yang datang berasal dari seluruh lapisan masyarakat. Tua-muda, kaya-miskin, jomblo-poligami, bahkan mereka yang berasal dari golongan milenial yang suka nongkrong di cafe. Tengok saja kafe-kafe di sekitar car free day yang biasanya sedikit lengang tiba-tiba ramai karena peserta millennial 212 ini.

Meskipun yang punya kafe adalah pendukung LGBT, mereka cukup fair. Bagi mereka, alumni 212 yang moderat ini sudah paham bahwa tidak ada hubungannya antara kecintaan mereka terhadap kopi sbux dengan membela bendera tauhid.  

5. Pendobrak

Setelah khidmat bershalawat di Monas, para alumni 212 pun bubar dan kembali ke rumah masing-masing dengan berbagai macam transportasi.

Tercatat malah penumpang KRL naik berkali lipat saat bubaran alumni 212. Termasuk mereka yang berusaha untuk syiar semangat alumni 212 di gerbong perempuan.

Seharusnya para penumpang di gerbong perempuan ini bisa paham perjuangan para alumni 212. Toh dalam kondisi darurat, apa pun diperbolehkan. Ada keringanan dalam agama. Apalagi mereka bermaksud untuk berbagi semangat 212. Cuma masuk gerbong perempuan satu hari saja sampai drama. Lebay!

Para perempuan yang memposting di sosial media tentang pria yang masuk gerbong perempuan ini tidak fair. Coba bayangkan berapa banyak wanita yang masuk gerbong umum dengan lebih mudah bahkan diberikan tempat duduk tanpa harus melewati drama. Sungguh tidak ada pengertian sama sekali terhadap perjuangan.

Itulah beberapa tipe alumni 212 yang datang ke Monas tempo hari lalu. Perlu diingat bahwa pertemuan alumni 212 ini murni gerakan ukhuwah islamiyah. Tidak ada yang namanya kampanye politik bahkan bagi-bagi duit. Itu cuma fitnah yang sengaja diembuskan para cebong yang kelojotan lihat 11 juta umat bisa berkumpul di Monas. 

Tidak ada yang namanya dukungan terhadap salah satu capres. Toh Bawaslu saja bilang bahwa tidak ada kampanye dalam reuni 212. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun