Bisa terlihat kan bedanya bagaimana Median dan LSI melakukan survei?
Inilah menariknya perang survei. Masing-masing kehebatan lembaga survei memprediksi, benar-benar diuji. Eh, sampai di sini apakah ada yang menduga bahwa keduanya juga pesanan? Sebetulnya bukan soal pesanan atau tidak. Kalau teknik dan metodologi surveinya benar, seharusnya hasil survei tersebut dirilis secara transparan. Apalagi rakyat saat ini sudah cerdas kok menyikapi hasil beberapa lembaga survei.
Nah, setelah Jokowi diserang dengan rilis survei Median lalu apa?
Momen reuni alumni 212 inilah yang sudah terbaca jelas arahnya untuk mendukung Prabowo Sandiaga Uno. Layaknya seperti skenario sebuah FTV. Reuni ini jelas digalang untuk menunjukkan kekuatan massa, meniru Pilkada DKI Jakarta saat menggulingkan Ahok dan menaikkan Anies Baswedan yang kini duduk di kursi Gubernur DKI.
Tapi, tidak apa sih. Biarlah para alumni Monas 212 ini bercengkrama mengingat masa-masa indah mendapatkan sari roti gratis, dan limpahan makanan-makanan lainnya sedekah dari para dermawan. Bahan konon para alumni Monas 212 ini sudah dinantikan ribuan porsi rendang Padang yang nikmat. Siapapun akan tergoda untuk bisa hadir di tengah-tengah 4 juta alumni Monas.
Jadi, tampaknya reuni 212 digelar untuk mengulang kembali skenario serupa. Tentu kepolisian pun harus ekstra hati-hati, apalagi dalam menangani kasus Habib Bule yang terang-terangan menyebut Jokowi Banci tapi dibela kubu Prabowo dengan dalih sedang memperjuangkan rakyat.Â
Ujung-ujungnya suara-suara seperti kaset butut akan diputar ulang "Kriminalisasi Ulama" buntutnya ya apalagi kalau bukan 2019 ganti presiden. Ya mbok sabar dikit dong,,,Â
Sumber: 1, 2 dan 3.
tribunnews.com, detik.com (1) dan (2)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H