Mohon tunggu...
Dzulfikar
Dzulfikar Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Content Creator

Blogger dan Content Creator. Member Kompasiana sejak Juni 2010. Aktif menulis di blog bangdzul.com dan vlog https://www.youtube.com/@bangdzul/

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Ketika Bencana Dijadikan Alat Menyerang Petahana

8 Oktober 2018   20:50 Diperbarui: 8 Oktober 2018   21:02 992
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kapal terbawa ke daratan akibat tsunami di Palu/kompas.com

Sayangnya di mata oposisi dan juga pembelanya, narasi yang digaungkan sangat berbeda. Seperti saat Gempa Lombok terjadi, Jokowi dituduh tidak peka dengan korban saat menghadiri Opening Asian Games 2018. Anehnya saat Jokowi hadir di Lombok saat penutupan Asian Games 2018 pun tetap dicibir karena dianggap pencitraan.

Sebagai pucuk pimpinan pemerintahan, presiden Jokowi hadir di semua tempat baik itu di lokasi bencana maupun saat opening Asian Para Games 2018 yang membuat kita terharu dengan kondisi para difabel yang terus berjuang dalam keterbatasan.

Momen tersebut sebetulnya bisa dijadikan refleksi bagi kita bahwa dalam kondisi apapun, kita harus tetap menatap masa depan dan membangun kembali cita-cita yang selama ini memang sudah dirancang.

Jokowi berbincang dengan Izrael/tribunnews.com
Jokowi berbincang dengan Izrael/tribunnews.com
Kita juga perlu belajar dari bocah bernama Izrael Imanuel Limbara yang selamat dalam bencana gempa dan tsunami di Palu. Izrael yang sempat dipeluk oleh Jokowi, masih memiliki semangat untuk hidup dan menatap masa depan.

Izrael sadar bahwa ibunya menjadi korban. Namun, Izrael tetap mengingat kata-kata ibunya bahwa Izrael tidak boleh menangis. Izrael harus tetap tegar dan tersenyum agar ibu tercinta ikut tersenyum bahagia melihat Izrael selamat dan berusaha membangun mimpi indah kembali di masa mendatang.

Semangat Izrael menunjukkan semangat warga Palu Donggala yang mulai bangkit dari musibah. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun