Pandean Lamper, sebuah kelurahan di Gayamsari, Kota Semarang, memiliki keunikan yang membedakan dengan kelurahan-kelurahan lainnya. Di saat kelurahan lain sibuk membuat program untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan kesehatan, Pandean Lamper memulai dengan sesuatu yang berbeda.
Dimulai oleh seseorang bernama Lukman Muhajir, ketua RW.10 di Pandean Lamper, Gayamsari, Semarang, sejak tahun 2010 memulai program lingkungan dengan membangun kesadaran tentang keselamatan berkendara.
Ide Lukman dicetuskan sejak tahun 2010. Dan sampai saat ini, inspirasi Lukman diabadikan menjadi sebuah kampung tematik pertama di Indonesia yang memiliki tema keselamatan berkendara. Lukman berhasil mengajak 4.500 kepala keluarga aktif dalam gerakannya.
Cara Lukman membangun kesadaran keselamatan berkendara sangatlah unik. Sanksi moral dipilih sebagai salah satu konsekuensi jika warga didapati tidak menaati standar keselamatan berkendara yang aman.
Gagasan Lukman ini bukan muncul tiba-tiba tanpa sebab. Lukman saat itu merasa prihatin karena banyak motor yang ugal-ugalan saat memasuki kampungnya. Belum lagi perilaku warganya yang berkendara tanpa helm dan membonceng lebih dari satu orang.
Nurani Lukman terusik. Ia merasa harus melakukan sesuatu agar tidak semakin banyak korban yang jatuh akibat kelalaian pengendara sendiri. Menurut catatan kepolisian, hampir 60% persen kecelakaan terjadi karena kelalaian pengendara yang memacu kendaraannya melebihi batas kecepatan aman.Â
Mereka yang melanggar dan kerap kali kedapatan tidak mengindahkan standar keselamatan tersebut akan dicatat oleh agen keselamatan yang bertugas di posko keselamatan untuk memberikan arahan, teguran, dan pencatatan bagi warga yang membandel.
Upaya Lukman untuk membangun kampung tematik ini akhirnya dilirik oleh PT Astra International Tbk. Astra memberikan bantuan untuk mendukung kampanye Lukman di kampungnya. Melalui program Kampung Berseri Astra, Lukman dan warga membangun rambu-rambu di 45 titik di Kelurahan Pandean Lamper.