Lalu bagaimana dengan Djoko Santoso?
Sedikit bertolak belakang dengan ketua tim pemenangan Jokowi Ma'ruf. Pemilihan ketua pemenangan Prabowo Sandi diwarnai dengan drama dan polemik, terutama dari partai Demokrat yang bergabung terakhir ke kubu Prabowo.
Penunjukan Djoko Santoso oleh Prabowo agaknya tidak memetakan kekuatan lawan terlebih dahulu. Apalagi sosok yang akan dihadapi oleh tim Prabowo adalah sosok pengusaha sukses yang baru saja merebut hati jutaan pasang mata rakyat Indonesia melalui Asian Games 2018.
Apalagi ditambah dengan kedekatan Djoko Santoso dengan partai Gerindra yang membuat partai koalisinya merasa resah dan gelisah. Padahal jika saja Prabowo jeli, sosok yang pas untuk melawan Erick Thohir adalah AHY yang sama-sama muda. AHY sama-sama berasal dari kalangan militer dengan karir yang tak kalah cemerlang. Sayang, entah apa alasan Prabowo memilih Djoko Santoso yang notabene tidak mewakili generasi millenials.
Lalu apa alasannya pemilu 2019 akan menjadi tahun politik bagi millenials?
Menurut catatan Direktur Eksekutif Perkumpulan Untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem) Titi Anggraeni, jumlah pemilih millenials pada tahun 2019 diperkirakan akan lebih dari 50%. Bahkan menurutnya jika umur pemilih sampai usia 40 tahun, jumlahnya bisa sampai 100 juta di Indonesia.
Inilah yang menjadi alasan mengapa masing-masing kubu perlu mempersiapkan strategi untuk menarik perhatian minat pemilih pemula dan pemilih muda dari kalangan millenials.
Kubu Jokowi nampaknya saat ini sudah berada di atas angin dengan memilih sosok yang tepat seperti Erick Thohir. Erick memiliki catatan cukup baik mulai dari pendidikan, karir hingga keluarganya. Kita tunggu saja kejutan lain dari Erick Thohir dalam kancah politik!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H