Munculnya IGTV memang ditanggapi secara beragam. Bahkan format video vertikal dianggap sebagai salah satu indikasi kemalasan generasi untuk memutar handphonenya agar bisa merekam video secara horizontal. Hal itu dilakukan demi "memenuhi" permintaan estetika jika video tersebut ditayangkan di Youtube atau layar kaca dengan format horizontal.
Sebentar...
Generasi zaman now bukan generasi yang suka diatur. Mereka hidup independen dan dapat hidup secara mandiri dengan modal "kemalasan" dan "ke-alayan-nya" membuat konten-konten yang disukai oleh "pasar". Pasar besar dalam dunia digital mayoritas didominasi oleh anak muda yang acuh dengan politik bahkan dengan lingkungannya sendiri.
Prinsip individualis dan juga prinsip asal lo gak ganggu gue, kita bisa jalan sama-sama tanpa harus merugikan orang lain. Apalagi gue pake kuota gue sendiri. So, masa bodo kalau gue dibodohi sama berita-berita sampah dan gak mendidik. Judge yang kerap kali diberikan oleh generasi yang lebih tua, generasi yang merasa paling beretika.
Namun inilah generasi masa depan yang akan menjadi "pasar" terbesar masa depan.
Alih-alih menyalahkan dan menggurui ikan untuk berenang, beberapa perusahaan teknologi justru beradaptasi dan menangkap keinginan pasar terbesar ini. Salah satu inovasi tersebut tercermin dari IGTV yang dengan berani meluncurkan format video vertikal untuk pertama kalinya.
Saya sendiri merasa format ini membuat pengguna akan menjadi lebih bebas menggenggam layar ponsel berukuran 5 inci sampai dengan 6 inci tanpa harus menggunakan selfie stick yang mulai dilarang di beberapa museum hingga kabin pesawat terbang.
Toh, beberapa video yang pernah viral di sosial media sudah berulang kali ditayangkan dengan format vertikal. Masa bodo dengan media online maupun media elektronik yang menayangkannya dengan susah payah karena harus menyesuaikan dengan format "lama" video horizontal.
Saatnya kita akui bahwa kemalasan ini justru membuat sebagian orang berpikir dan menghadirkan solusi jitu untuk mereka yang "malas". Bukankah manusia selama ini mamang malas untuk berjalan, malas untuk membuang sampah kecuali malas membuang waktu di pantai sambil menikmati pemandangan yang indah.
Saatnya kita beradaptasi dan memperhatikan tingkah polah "generasi malas" yang justru akan menjadi ide brilian di masa mendatang.Â
Ciptakan solusi bagi mereka!