Mohon tunggu...
Dzulfikar
Dzulfikar Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Content Creator

Blogger dan Content Creator. Member Kompasiana sejak Juni 2010. Aktif menulis di blog bangdzul.com dan vlog https://www.youtube.com/@bangdzul/

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

5 Orang yang Merugi di 10 Malam Terakhir Bulan Ramadhan

10 Juni 2018   19:11 Diperbarui: 10 Juni 2018   19:25 1416
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sepuluh malam terakhir pada bulan Ramadhandisebut-sebut merupakan malam yang paling berharga. Karena pada malam-malam ganjil itulah dipercaya salah satunya sebagai malam Lailatul Qadar. Malam yang lebih baik daripada seribu bulan. Malam dimana ibadahnya diganjar berkali-kali lipat karena ribuan malaikat turut mendoakan.

Tapi saya percaya, meskipun ada beberapa profesi lain yang tidak bisa diberi kesempatan untuk beri'tikaf di masjid merengkuh malam penuh rahmat. Tuhan Maha Adil. Tuhan pasti memiliki cara sendiri memberikan rahmatnya bagi orang-orang yang bekerja pada malam-malam terakhir di bulan Ramadhan demi kebahagiaan orang lain.

Baca Lebaran Pilih Belanja Daring atau Luring?

Semua orang pasti ingin mendapatkan Rahmat di malam terakhir bulan Ramadhan. Namun, disisi lain, ada juga orang-orang yang merugi ketika sepuluh hari terakhir di malam bulan Ramadhan.

Tidak khatam Al-Quran
Banyak orang yang kerap kali merindukan bulan Ramadhan. Bahkan ketika sudah memasuki bulan Rajab dan Syaban. Selalu berdoa dan meminta pada Tuhan agar dipanjangkan umurnya hingga bulan Ramadhan.

Sebaliknya justru hanya sedikit orang yang memanfaatkan bulan Ramadhan dengan sebaik-baiknya. Mereka memanfaatkan setiap hari, setiap jam dan setiap menit untuk mengkhatamkan Al-Quran.

Sungguh rugi bagi mereka yang tidak mengkhatamkan Al-Quran. Padahal Allah SWT memberikan ganjaran pahala pada setiap huruf yang dibaca.

Al-Quran memiliki 116 surat, 6.666 ayat, serta ada yang meriwayatkan memiliki 321.180 huruf (tafsir Ibn Katsir)

Riya, memamerkan pencapaian ibadah
Banyak juga yang tidak berhati-hati dalam beribadah. Ada sebuah riwayat yang menyebutkan jika tangan kanan melakukan kebaikan jangan sampai tangan kiri mengetahuinya.

Mereka yang merugi tentu saja yang memamerkan pencapaian-pencapaian ibadahnya dengan niat dan maksud agar bisa mendapatkan pujian dari orang lain.

Apalagi zaman medsos seperti ini orang memang cenderung berlomba-lomba pamer pencapaian, pamer prestasi dan pamer hal-hal yang sebetulnya tidak perlu diketahui oleh orang lain.

Baca Kebiasaan Ayah Memberikan Hadiah Pada Saat Lebaran

Tidak amanah, susah mengeluarkan sedekah
Ramadhan merupakan kesempatan untuk beramal baik. Kadang banyak yang belum sadar ketika Ramadhan mendapatkan rezeki yang berlebih. Namun, tidak sedikitpun sedekah yang dikeluarkan.

Ramadhan bukan hanya menempa sesorang agar bisa menahan hawa nafsu, namun juga menempa seseorang agar mau mensucikan hartanya yang merupakan amanah.

Masih menggunjing keburukan orang lain
Esensi Ramadhan adalah menahan. Menahan lapar, menahan haus, menahan tidak membicarakan orang lain, menahan amarah dan menahan segala sesuatu yang unfaedah.

Sayang, esensi Ramadhan ibarat musiman yang hanya berlaku pada saat Ramadhan saja. Selepas itu seperti seekor anjing yang kelaparan yang kerangkengnya baru saja dilepaskan.

Baca Cerita Mudik 12 Jam Perjalanan dari Tangsel ke Bandung

Tidak paham esensi puasa
Berapa banyak pejabat yang ditangkap tangan oleh KPK pada bulan Ramadhan? Berapa banyak orang-orang yang berpuasa tapi tidak berpuasa?

Esensi puasa seharusnya dipahami dalam-dalam. Menahan untuk tidak mengambil yang bukan haknya. Menahan untuk tidak mengambil sepeserpun hak orang lain.

Bulan puasa juga dimanfaatkan politisi sebagai momen untuk saring serang. Ramadhan kali ini nampaknya mulut mereka tak berpuasa sekalipun kondisi perutnya lapar. Saling menyerang dan saling silang pendapat demi kepentingan 2019.

Bahkan tradisi mudik Lebaran dikotori dengan gerakan-gerakan dan aksi yang memecah belah rakyat, memecah umat yang sejatinya kembali ke kampung halaman saling mempererat hubungan, serta saling berdamai serta saling memaafkan.

Sungguh, semoga kita semua bukan termasuk orang-orang yang merugi di malam terakhir bulan Ramadhan. Tulisan ini juga sebagai pengingat diri sendiri, semoga bisa dikasih kesempatan kembali mendapatkan umur bertemu Ramadhan di tahun depan dengan amal ibadah yang lebih baik lagi. Semoga iman kita semakin meningkat usai Ramadhan 1439 H ini usai.

Dzulfikar

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun