"Saya kemarin beli beras 5 kilo di marketplace anu cuma Rp 20 ribu lho"
"Iya bener, saya juga kemarin bayar listrik Rp 500 ribu dapat cashback Rp 200 ribu di marketplace anu"
"Buruan yang mau dapetin tiket cuma Rp 10 ribu, pakai kode promo ini BERKAHRAMADAN, semoga beruntung ya guys"
"Saya goyang hape doang dapet cashback Rp 20 ribu, jarang lho yang dapet, susah juga soalnya"
"Duh, sebel banget enggak sih. Masa mobil Sedan Hatchback cuma dijual Rp 2.5 juta!"
Percakapan-percakapan bahkan status-status di media sosial belakangan memang sangat marak dengan belanja daring (online) yang jor-joran memberikan promo. Tidak heran jika saat ini cukup banyak masyarakat yang bergeser berbelanja secara daring.
Namun, biasanya untuk mencocokkan harga dan untuk mengecek barang, tak jarang justru mereka tetap datang ke beberapa toko dan pusat perbelanjaan. Setelah dirasa cocok dan pas, kemudian mereka akan melakukan pembelian secara daring.
Ada banyak keuntungan belanja secara daring. Pertama, pembeli tak perlu antre dan tak perlu bermacet-macetan ria atau antre melakukan pembayaran di saat volume pengunjung pusat perbelanjaan sedang tinggi di akhir Ramadan.
Kedua, barang kemungkinan besar tidak jauh berbeda. Jika ada kerusakan atau ketidaksesuaian masih bisa mendapatkan jaminan.
Ketiga, pembeli bisa mendapatkan diskon atau promo cashback yang tidak sedikit. Belum lagi jika ditambah dengan poin yang akan memberikan benefit tambahan.
Dari beberapa keunggulan tersebut nampaknya memang masyarakat mulai bergeser untuk berbelanja secara daring. Namun, ada juga yang masih mengandalkan belanja secara luring (offline) dengan alasan bisa mencoba barangnya agar tidak seperti membeli kucing dalam karung.
Sayangnya memang tidak ada promo cashback seperti yang ditawarkan oleh marketplace. Namun, keuntungannya, barang bisa langsung dibawa pulang dan bisa digunakan pada saat Lebaran tiba.
Bedanya, jika belanja online. Ada kemungkinan barang tidak terkirim tepat waktu, terselip, bahkan bisa salah alamat. Jika sudah begitu dipastiakan barang tidak bisa digunakan pada saat Lebaran.
Belanja online ataupun belanja offline memang memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing.
Sebagai contoh, istri saya sendiri sepertinya lebih banyak belanja secara online. Jikapun ada barang yang dibeli secara langsung, biasanya barang tersebut kebanyakan untuk hadiah.
Terus terang saya juga bukan tipe yang doyan belanja. Apalagi jika harus ke Pasar Tanah Abang meskipun kerap transit di Stasiun Tanah Abang.
Saya mending tidak beli baju daripada harus panas-panasan dan berjubel di Pasar Tanah Abang dalam kondisi berpuasa.
Tapi, itulah perjuangan keluarga. Perjuangan seorang ibu yang ingin anak-anaknya punya baju Lebaran. Baju Lebaran sepertinya memang cukup sakral dalam tradisi Hari Raya. Tak lengkap rasanya jika tidak mengenakan pakaian yang serba baru.
Bahkan istri saya cerita ada temannya yang beli baju sampai Rp 800 ribu satu setel. Itu baru satu setel lho. Hitung sendiri jika dia harus beli untuk semua anggota keluarganya.
Sisi positifnya roda perekonomian ternyata masih bergerak. Meskipun dolar naik, toh ibu-ibu tetap banyak yang berburu fesyen untuk memenuhi kebutuhan Lebaran.
Jadi, tidak usah heran jika konsumsi dan perputaran uang pada saat Ramadan dan Lebaran mengalami peningkatan. Begitu juga dengan belanja online. Bahkan salah satu marketplace di Indonesia mengakui jika traffic situsnya meningkat dua kali lipat. Pembeliannya pun jauh lebih tinggi dibandingkan dengan bulan lainnya. Artinya memang ada peningkatan transaksi jelang Lebaran.
Nah, buat Anda yang masih berburu baju Lebaran. Anda kini punya cukup banyak pilihan untuk berbelanja secara online ataupun secara offline. Keduanya punya kelebihan dan kekurangan masing-masing.
Pilihan ada di tangan Anda sendiri. Pilihlah dengan bijak dan jangan kalap berbelanja dengan membeli barang yang tidak dibutuhkan apalagi hanya sekadar mengejar gengsi semata.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI