Mohon tunggu...
Dzulfikar
Dzulfikar Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Content Creator

Blogger dan Content Creator. Member Kompasiana sejak Juni 2010. Aktif menulis di blog bangdzul.com dan vlog https://www.youtube.com/@bangdzul/

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

"Sahur on The Road" Berujung Tawuran, Siapa yang Diuntungkan?

4 Juni 2018   04:41 Diperbarui: 4 Juni 2018   08:35 977
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi sahur on the road (dok.wartakota.tribunnews.com)

Jika Anda mengetikkan frasa "Sahur on The Road" dalam situ pencarian google, saya yakin bahwa hasilnya lebih banyak didominasi dengan berita-berita tawuran. Tak ayal jika pekerjaan polisi pada bulan Ramadan semakin banyak. Selain harus berpatroli menjaga keamanan lingkungan juga disibukkan dengan mengatur arus lalu lintas jelang mudik Lebaran.

tangkapan layar sahur on the road (dok.pribadi)
tangkapan layar sahur on the road (dok.pribadi)
Kegiatan "Sahur on The Road" adalah kegiatan sahur di jalan dengan cara membagi-bagikan makanan pada setiap orang yang ditemui di jalan dengan harapan mereka yang mendapatkannya ikut berpuasa. Meskipun kegiatan tersebut awalnya dianggap sebagai salah satu bentuk kepedulian dan berbagi antar sesama terutama kepada mereka yang membutuhkan, namun sayangnya justru kini dijadikan alasan untuk mengganggu ketertiban umum.

Baca Kisah Kue Nastar yang Habis Sebelum Lebaran Tiba

Awalnya memang tidak ada yang salah dengan kegiatan sahur on the road yang memiliki tujuan mulia. Namun, lambat laun justru sahur on the road berubah makna dengan memanfaatkan kegiatan tersebut sebagai ajang konvoi, ajang kekuatan yang tidak mengindahkan aturan di jalan raya.

Tak heran jika Sahur on The Road malah berujung dengan tawuran di jalan. Selain mengganggu, juga berpotensi menimbulkan korban. Tengok saja halaman Tribunnews yang memberitakan kegiatan sahur on the road yang membawa golok serta membawa pilok atau cat semprot di kawasan Mampang, Jakarta Selatan.

Kegiatan sahur on the road kini malah dimanfaatkan oleh remaja tanggung untuk melakukan aksi-aksi tidak terpuji bahkan malah merusak fasilitas umum dengan mencorat-coret dinding jalan.

Selain itu berita Kompas.com pun menurunkan berita yang sama di tempat yang berbeda di daerah Jakarta Pusat. Aksi sahur on the road berujung bentrokan. Beberapa remaja diamankan petugas dengan bukti tiga buah cerulit. Siapa juga coba yang mau bagi-bagi sahur sambil bawa cerulit.

Jika sudah terjadi demikian, siapa yang diuntungkan dengan kegiatan sahur on the road seperti itu?

Aksi sahur on the road mungkin sudah saatnya dilarang sama sekali atau dilakukan dengan izin ketat dari kepolisian. Selama ini pihak kepolisian hanya sebatas memberikan imbauan larangan melaksanakan sahur on the road..

Baca Benarkan Mimpi Basah Membatalkan Puasa? Begini Jawabannya...

Oleh karena itu, untuk mencegah tindakan pelanggaran dan kriminalitas seperti vandalisme, bentrokan dan tawuran antar remaja, sudah saatnya kepolisian diberikan payung hukum untuk menindak tegas kegiatan sahur on the road yang tidak berizin.

Pemerintah dan aparat seharusnya bisa bertindak tegas. Apapun alasannya meskipun beberapa orang berdalih melakukan syiar Islam. Tidak ada yang namanya syiar Islam sambil bawa-bawa pilok apalagi golok.

Para ustad, ulama serta orang tua  juga hendaknya bisa membawa umatnya dan anak-anaknya untuk lebih tertib dan mentaati aturan-aturan yang ada di negara hukum. Umara dan Ulama bisa bersinergi untuk merumuskan bentuk-bentuk syiar Islam yang tidak melanggar aturan serta tetap bisa menjaga ketertiban umum selama bulan Ramadan.

Dzulfikar Alala

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun