Mohon tunggu...
Dzulfikar
Dzulfikar Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Content Creator

Blogger dan Content Creator. Member Kompasiana sejak Juni 2010. Aktif menulis di blog bangdzul.com dan vlog https://www.youtube.com/@bangdzul/

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Kisah Kue Nastar yang Habis Sebelum Lebaran Tiba

3 Juni 2018   21:47 Diperbarui: 3 Juni 2018   22:02 784
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Aneka kue Lebaran (dok.kompas.com)

Masa kecil memang masa yang paling indah. Kenakalan pada masa kecil juga masih dianggap wajar selama tidak merugikan orang lain. Paling-paling hanya cambuk sapu lidi atau jeweran yang bisa meredakan kenakalan sementara waktu hahaha.

Ngomong-ngomong soal cerita masa kecil pada saat Ramadan, setiap orang pasti memiliki ceritanya masing-masing. Begitu juga dengan saya yang masih duduk di bangku SD pada saat itu.

Biasanya, menjelang 10 hari mendekati Lebaran, ibu-ibu sudah mulai sibuk di dapur. Tak terkecuali di rumah saya. Saya lupa siapa saja yang tepatnya terlibat membuat aneka kue Lebaran seperti nastar dan kue khas lebaran lainnya. Selain nastar, kue keju atau kastengel juga termasuk yang saya sukai.

Baca Es Cao, Minuman Khas Semarang yang Menyegarkan

Sesekali, kami pun diajak untuk membuat kue. Mulai dari memasukkan adonan tepung terigu, sampai dengan mencetaknya di dalam loyang. Yang paling asyik itu ketika mengolesnya dengan putih telur agar kuenya terlihat mengilat dan tidak lengket setelah dipanggang.

Lalu, tahapan terakhir adalah memasukkannya dengan rapi di dalam toples. Tentu saja semua proses membuat kue dilakukan pada siang hari. Mau tak mau kadang harus beberapa kali menelan ludah karena tergoda untuk mencicipinya.

Dasar anak-anak. karena sudah tahu dimana "brankas" tempat kue-kue itu disimpan untuk persediaan lebaran. Biasanya saat suasana sepi, saya mengendap-endap ke balik lemari yang memisahkan ruang tamu dan lorong menuju kamar nenek saya. Di dalam lemari itulah, kue-kue Lebaran disimpan.

Baca Berapa Keuntungan Jualan di Pasar Dadakan Saat Ramadan?

Satu persatu saya ambil. Agar tidak ada yang curiga, saya mengambilnya tidak sekaligus, melainkan satu kue tiap hari. Di saat suasana mendukung, tidak ada orang dan memungkinkan untuk mencicipi, kadang-kadang jadi ambil satu kue lain di toples yang bebeda hahahaha.

Tak terasa mendekati lebaran justru isi toples tersebut sudah mulai berkurang. Setelah nenek saya mengetahuinya terpaksa aksi saya hentikan hahaha, soalnya takut ketahuan.

Waktu kecil memang sudah dilatih untuk berpuasa, apalagi sudah duduk di bangku SD. Namun, itulah anak-anak. Suka mencuri-curi kesempatan saat orang tua lengah.

Soal rasa haus, saya masih bisa tahan. Tapi soal kue Lebaran, siapa sih yang  tak tahan untuk mencicipinya?

Dzulfikar Alala

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun