Mohon tunggu...
Dzulfikar
Dzulfikar Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Content Creator

Blogger dan Content Creator. Member Kompasiana sejak Juni 2010. Aktif menulis di blog bangdzul.com dan vlog https://www.youtube.com/@bangdzul/

Selanjutnya

Tutup

Financial

Menanti Inovasi BULOG dalam Era Disrupsi

18 Mei 2018   14:08 Diperbarui: 18 Mei 2018   14:20 645
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mungkin masih banyak masyarakat yang juga belum paham bahwa kini Perusahaan Umum BULOG atau disingkat dengan Perum BULOG bukan hanya sekadar mengurus hajat hidup orang banyak yaitu ketahanan pangan berupa beras.

Tugas BULOG memang betalian dengan menjaga stabilitas harga mulai dari produsen hingga konsumen serta menjaga stok untuk intervensi pasar saat dibutuhkan. Bahkan kini Perum BULOG sudah memiliki kewenangan dalam pengendalian 12 komoditas pokok seperti kedelai, jagung, gula, bawang merah, cabai merah, daging, minyak goreng, dll.

Tapi, apakah dampaknya sudah terasa hingga konsumen tertentu terutama konsumen masyarakat kelas menengah ke bawah?Di era disrupsi sekarang ini seharusnya BULOG bisa beradaptasi dengan kemajuan zaman dan teknologi bukan hanya sekadar memanfaatkan digital marketing semata. BULOG harus lebih agresif dengan memanfaat semua jalur untuk memudahkan konsumen mendapatkan komoditas pokoh sesuai dengan HET yang sudah ditetapkan.  

BULOG Keliling

tribunnews.com
tribunnews.com
Jika kepolisian memiliki layanan SIM keliling bahkan buka pada hari libur, BULOG perlu mengimitasi langkah tersebut dengan membuka BULOG keliling. Salah satu langkah BULOG membuat terobosan dengan BULOG Drive seperti di Jogja patut diapresiasi.

Intervensi harga semestinya tidak menunggu masyarakat menjert dengan kenaikan harga bahan kebutuhan pokok jelang Ramadan maupun jelang Lebaran. BULOG keliling juga tidak harus selalu dilakukan di beberapa pasar tapi langsung mendekat ke masyarakat seperti ke pemukiman penduduk.

Langkah ini diperlukan untuk menjaga stabilitas harga. Dengan adanya BULOG keliling masyarakat punya pilihan. Sementara produsen juga tidak bisa bermain dengan harga karena sudah ada HET. Agar tugas BULOG dalam menjaga stabilitas harga menjadi lebih terasa di masyarakat.

Masyarakat bisa mendapatkan informasi BULOG keliling dari kanal media sosial BULOG sehingga bisa diakses dengan mudah pada saat BULOG melaksanakan BULOG keliling. Ada kesan bahwa saat ini BULOG hanya melakukan operasi pasar jika diliput media, atau ketika masyarakat sudah menjerit.

Partnership dengan Marketplace

Langkah lain yang juga bisa dilakukan Perum BULOG adalah bekerja sama dengan beberapa marketplace di Indonesia. BULOG bisa bekerja sama dengan membuka official partner dengan beberapa market place terkemuka misalnya seperti Tokopedia, Bukalapak, Lazada, Blibli, dll.

Dengan begitu, masyarakat yang nantinya akan didominasi generasi milenial akan semakin dimudahkan. Kemudahan berbelanja secara online teruji dan terbukti menjaga harga. Langkah ini perlu dicoba jika sesuai dengan undang-undang dan koridor hukum yang berlaku.

Hal ini juga diperlukan untuk mengenalkan beberapa produk unggulan BULOG dan bisa bersaing secara sehat dengan produk lainnya. BULOG bisa memasarkan produknya sebagai salah satu kontrol harga pasar.

Misalnya saat ini Perum BULOG sudah memiliki Minyak Goreng KITA, Gula Manis KITA, Daging Kerbau kemasan, Tepung Terigu KITA, dan beberapa produk BULOG lainnya.  

Beras Satu Harga


tribunnews.com
tribunnews.com
Jika kedua hal tersebut sudah dijalankan dengan baik yang dilakukan secara offline dan secara online, saya yakin bahwa BULOG dapat mewujudkan Beras Satu Harga seperti yang dilakukan Pertamina.

Dengan perbaikan infrastuktur, kemudahan tol laut yang dicanangkan pemerintah, rasanya tidak sulit untuk mewujudkan layanan beras satu harga untuk mewujudkan pemerataan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Menjawab tantangan tersebut Bulog menyelenggarakan acara Kompasiana Kopiwriting bersama penulis-penulis Kompasiana beberapa waktu lalu di Kanawa Coffee, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan (3/5).

Bulog menghadrikan beberapa narasumber seperti Tri Wahyudi Saleh, Direktur Komersial Perum BULOG, Siti Kuwati, Sekretaris Perusahaan BULOG, serta jajarannya Febi Novita, Ermin Tora, dan Widiarso.

Tri Wahyudi Saleh, Direktur Komersial Perum BULOG (Istimewa)
Tri Wahyudi Saleh, Direktur Komersial Perum BULOG (Istimewa)
Acara kopiwriting yang dihadiri oleh beberapa Kompasianer yang memiliki latar belakang berbeda ini menjadi semakin hangat, apalagi acara dipandu oleh jurnalis cantik Kompas TV Audrey Chandra yang membawakan acara dengan sangat apik hingga akhir sesi acara.

Bapak Tri Wahyudi mengungkapkan bahwa kini Blog tidak hanya sekadar mengurusi beras saja tapi juha berinovasi mengelola 12 komoditas pokok lain serta invasi komersial lainnya dengan membuka pujasera hingga hotel dekat Bandara dengan memanfaatkan aset Bulog yang ada.

Selain itu juga Bulog sudah membuka diri dan bekerja sama dengan ritel besar seperti Transmar Carefour yang punya cabang di beberapa kota-kota besar sehingga masyarakat bisa mendapatkan produk Bulog dengan sangat mudah tanpa harus menunggu operasi pasar.

Rumah Pangan Kita, Wajah Ramah Bulog yang Berbenah (dok.Khairunisa Maslichul)
Rumah Pangan Kita, Wajah Ramah Bulog yang Berbenah (dok.Khairunisa Maslichul)

Menariknya lagi Bulog sudah meluncurkan beberapa produk kebutuhan pokok sebut saja seperti Beras KITA , daging KITA, minyak goreng KITA, gula manis KITA, tepung KITA, dan saat ini Bulog tengah menyiapkan produk baru, bakso KITA. Produk-produk Bulog "KITA" disiapkan untuk bisa didistribusikan dari Sabang sampai Merauke. Ditambah lagi dengan peluang usaha dengan modal minim sudah bisa berjualan produk Bulog dengan memanfaatkan garasi di rumah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun