Ade Suhendar mungkin bukan sosok seperti Dilan yang begitu populer di layar kaca. Ade hanya seorang montir di sebuah bengkel di Jakarta Utara. Namun, selama 16 tahun menggeluti dunia mesin, tak pernah ada kata mengeluh dari mulut ade.
"Terus terang selama 16 tahun menjadi montir lebih banyak sukanya dibandingkan dengan dukanya, saya benar-benar menikmatinya" tutur Ade disela-sela peluncuran asuransi iCare di bengkel HNZ, Pluit, Jakarta utara.
Bekerja untuk belajar
Awal Ade berkenalan dengan mesin saat usia Ade remaja. Seperti remaja pada umumnya, ada sudah mencoba berkenalan dengan sepeda motor. Namun, ketertarikannya justru membuatnya memiliki keterampilan lebih dibandingkan teman-temannya. Ade bahkan mengubah hobi dan ketertarikannya itu menjadi profesi.
Menginjak usia 38 tahun, Ade sadar bahwa usianya sudah tak muda lagi. Bahkan kini anaknya sudah ada yang duduk di bangku SMK. Setiap hari ia harus berjibaku dengan oli, minyak serta peluh. Namun, hal tersebut tak menyurutkannya untuk mencintai profesinya sepenuh hati.
"Saya orangnya jujur dan transparan. Sekecil apapun, jika itu bukan hak saya, saya tidak mau mas" tuturnya.
Ade juga bukan tipe orang yang tenggo, alias jam pulang teng langsung go. Bahkan menjelang lebaran, biasanya selalu ada konsumen yang datang menjelang bengkel tutup.
"Saya kalau orang itu mau mudik mas, meskipun bengkel sudah mau tutup, tetap saya layani. Kenapa enggak kita layani, supaya yang mau mudik bisa selamat sampai tujuan" ujarnya.
Ade juga memberikan sedikit tips untuk memeriksa kendaraan sebelum mudik. Ada tiga hal yang harus diperiksa atau diganti seperti air radiator, rem dan oli. Bahkan Ade menyarankan untuk ganti oli sekalian sebelum mudik agar perjalanan selama mudik lancar meskipun kilometernya baru empat ribu atau enam ribuan.
Ade juga mengingatkan beberapa modus kejahatan di jalan. Misalnya seperti ban kendaraan kempis secara tiba-tiba. Ade menyarankan untuk melihat situasi. Jika merasa diikuti, baiknya cari tempat yang aman untuk berhenti. Begitu juga ketika kendaraan mogok secara tiba-tiba, jangan langsung percaya dengan analisa atau prediksi montir tak dikenal.
Beberapa kasus yang telah terjadi justru kerusakan disebabkan oleh orang tak bertanggung jawab agar korban mengganti suku cadangnya dengan harga yang tidak masuk akal. Tips-tips sederhana seperti itu ternyata penting karena modus serupa tetap dijalankan oleh orang yang tidak bertanggung jawab.
Pengalaman Berharga Tak Terlupakan Â
Selama karirnya menjadi seorang montir Ade bercerita bahwa ia punya pengalaman pahit yang benar-benar menjadikannya pelajaran berharga. Saat itu Ade kurang perhitungan tentang beban kendaraan sehingga menyebabkan rem kendaraan selip dan tergelincir.
Pengalaman itulah yang membuat Ade semakin berhati-hati dalam bekerja. Apalagi pekerjaan menjadi seorang mekanik termasuk pekerjaan yang memiliki risiko tinggi. Menurut data BPJS, kecelakaan kerja terjadi sekitar 5-10 persen setiap tahunnya.
"Saya merasa senang dengan program ini, setidaknya bisa mengurangi beban hidup saya jika terjadi sesuatu hal yang tidak diinginkan. Apalagi pekerjaan saya punya risiko kecelakaan kerja cukup tinggi juga" tutur Ade yang mengungkapkan merasa terbantu dengan program tersebut.
Senada dengan yang diungkapkan dengan Noly salah satu pemilik bengkel HNZ, Pluit yang juga mengapresiasi kepedulian terhadap para montir. Apalagi menjelang mudik lebaran mendatang. Apalagi asuransi tersebut juga bisa diklaim dengan asuransi lain seperti BPJS sehingga bisa meringkan beban para montir yang punya banyak jasa bagi kendaraan-kendaran yang mudik selama lebaran.
Bagi saya, sosok seperti pak Ade Suhendar ini memang sudah layak diapresiasi dan diberikan haknya berupa asuransi kesehatan dan ketenagakerjaan. Apalagi sosoknya sangat vital dalam keselamatan perjalanan menghadapi mudik lebaran.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H