Mohon tunggu...
Dzulfikar
Dzulfikar Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Content Creator

Blogger dan Content Creator. Member Kompasiana sejak Juni 2010. Aktif menulis di blog bangdzul.com dan vlog https://www.youtube.com/@bangdzul/

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Perjalanan Membuat Kehangatan Keluarga Makin Terasa

15 Maret 2018   22:48 Diperbarui: 15 Maret 2018   23:26 1044
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seperti mimpi. Itulah yang bisa saya katakan. Impian anak saya untuk ke Legoland Malaysia dan impian keluarga kecil kami untuk traveling ke luar negeri pertama kalinya akhirnya benar-benar terwujud setelah menabung 6 bulan lamanya.

Mewujudkan mimpi anak adalah kebahagiaan semua orang tua. Begitu pula bagi kami berdua, yang benar-benar merencanakan untuk mewujudkan mimpi anak kami mengunjungi taman bermain impiannya.

Dari mimpi itulah kami memulainya dengan cara menabung selembar demi selembar uang 20 ribu rupiah. Inspirasi dari para traveler yang bisa liburan ke luar negeri gara-gara sering menabung uang hijau.

Legoland Malaysia/dok.pribadi
Legoland Malaysia/dok.pribadi
Entah bagaimana menabung uang hijau sudah menjadi kebiasaan setiap hari. Biasanya saat sore jelang malam, anak saya sudah menanyakan apakah hari ini mendapatkan kembalian uang hijau. Begitu juga pertanyaan yang sama dilontarkan pada ibunya.

Tak terasa akhirnya terkumpul juga dana liburan untuk mewujudkan mimpi kecil traveling ke luar negeri bersama keluarga. Persiapan pun dilakukan dengan matang mulai dari mengurus paspor hingga melakukan booking tiket pesawat dan juga memesan sebuah kamar hotel di Legoland Malaysia.

Semua informasi kami kumpulkan mulai dari perjalanan menuju Johor Bahru hingga singgah di Singapura dan kembali ke Indonesia.

Perjalanan pertama kali ke luar negeri ini cukup spesial buat kedua anak saya dan istri saya. Inilah pertama kalinya mereka naik pesawat terbang dan pertama kalinya ke luar negeri.

Legoland Malaysia/dok.pribadi
Legoland Malaysia/dok.pribadi
Senang sekali rasanya melihat raut muka mereka ketika menjejakkan kaki di garbarata menuju lambung pesawat. Ada perasaan senang luar biasa yang terpancar dari rona mata mereka. Kecuali si bungsu yang mungkin belum terlalu paham. Tapi, ia pun menikmatinya, meskipun mungkin belum banyak yang dipahaminya.

Perjalanan kurang lebih selama 2 jam di udara benar-benar kami nikmati bersama. Apalagi saat itu barisan tempat duduk kami lowong dan sepi dari penumpang lainya. Beruntung kami bisa mendapatkan bangku di barisan yang sama.

Perjalanan-perjalanan selanjutnya makin menarik. Kehangatan keluarga makin terasa ketika bisa menikmati wahana permainan bersama. Canda tawa dan pertengkaran pertengkaran kecil menjadi bumbu menarik dalam perjalanan kami pertama kalinya ke luar negeri bersama.

Si sulung yang sudah menginjak usia 7 tahun benar-benar menikmati liburan mid semesternya. Meskipun perjalanan yang banyak diisi dengan berjalan kaki membuatnya cepat lelah dan mudah ngomel karena lapar tapi sesungguhnya perasaan bahagia tak bisa ditutupinya. Apalagi ketika ia bisa mendapatkan mainan baru yang selama ini ia idamkan.

Kebersamaan yang sangat berharga/dok.pribadi
Kebersamaan yang sangat berharga/dok.pribadi
Dari hasil tabungannya itulah akhirnya ia bisa mendapatkan mainan favoritnya. Perjalanan pertama dengan keluarga ini semoga saja bisa memberikan banyak pelajaran baginya. Mulai dari belajar bersabar untuk mewujudkan impian dan bagaimana caranya menghargai diri sendiri dengan apresiasi yang pantas sesuai dengan usaha yang sudah dilakukan.  

Perjalanan kami belum berakhir. Setelah menginap selama empat malam di Johor Bahru, perjalanan selanjutnya pun dimulai. Kami menyeberang ke Singapura melalui perbatasan imigrasi Woodlands. 

Johor Bahru/dok.pribadi
Johor Bahru/dok.pribadi
Di sinilah saya diuji. Disaksikan oleh si sulung. Saya terkena random checking. Akhirnya kami berdua di giring ke sebuah ruangan khusus diantar oleh seorang petugas khusus. Cukup lama saya harus menunggu giliran karena ternyata bukan saya saja yang terkena random checking di kantor Imigrasi Woodlands. 

Ada perasaan was-was bagaimana jika saya ditolak masuk ke Singapura. Padahal tiket pulang dan bukti reservasi hotel semalam sudah ditangan dan dibayar lunas. Bagaimana nasib anak-anak dan istri saya jika saya harus pulang lebih dulu lewat Johor Bahru. Apa mereka bisa kembali ke tanah air dengan selamat? Pertanyaan-pertanyaan itu terus berkecamuk dalam pikiran saya ketika menunggu giliran dipanggil oleh petugas imigrasi.

Bersyukur ternyata pikiran-pikiran tersebut tidak terbukti. Meskipun harus melewati durasi pemeriksaan yang cukup lama karena antrean, secara keseluruhan berjalan lancar. Saya hanya diminta menunjukkan KTP dan menunjukkan berapa banyak uang yang dibawa ke Singapura.

Angry Bird Park JB/dok.pribadi
Angry Bird Park JB/dok.pribadi
Akhirnya perjalanan kami pun bisa dilanjutkan hingga akhirnya bisa mengunjungi Patung Merlion di Merlion Park Singapura. Rasa lelah dan letih terbayar sudah dengan menikmati cantiknya Merlion Park pada malam hari ditambah dengan sajian pertunjukkan air mancur dan permainan laser yang memukau di Marina Bay.

Hampir setiap pulang malam, si sulung harus melawan rasa kantuknya. Karena saya sendiri sudah tak mungkin menggendongnya dengan satu ransel yang penuh dengan susu, air minum, camilan dan baju ganti anak-anak. 

Benar kata orang bahwa saat traveling bersama anak-anak tak bisa dilakukan dengan cara mengejar target berapa banyak tempat wisata yang harus dikunjungi. Traveling dengan anak-anak justru memiliki seni tersendiri. Harus dilakukan pelan-pelan dan dinikmati bersama.

Hari terakhir di Singapura, kami habiskan untuk berbelanja oleh-oleh untuk teman-teman si sulung, wali kelasnya dan juga untuk keluarga. Momen ini menjadi yang paling ditunggu oleh ibunya. 

Sayonara/dok.pribadi
Sayonara/dok.pribadi
Berbekal informasi dari beberapa travel blog, kami memutuskan untuk berbelanja souvenir di Chinatown dan belanja cokelat di Bugis Street. Meskipun harus berjalan kaki cukup jauh tapi si sulung menikmatinya.

Banyak pengalaman seru yang bisa didapatkan oleh anak-anak saya termasuk istri saya karena bagi mereka pengalaman ini menjadi pengalaman pertama kalinya. 

Pengalaman tersebut membuat kami menjadi ketagihan untuk traveling ke negara yang berbeda. Tapi, mungkin kami harus memulai kembali dari awal menabung uang hijau untuk kembali memupuk mimpi traveling bersama keluarga untuk kedua kalinya. Enaknya ke mana ya?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun