Mohon tunggu...
Dzulfikar
Dzulfikar Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Content Creator

Blogger dan Content Creator. Member Kompasiana sejak Juni 2010. Aktif menulis di blog bangdzul.com dan vlog https://www.youtube.com/@bangdzul/

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Gara-gara Uber, Saya Batal Beli Mobil Pribadi

11 November 2017   22:25 Diperbarui: 11 November 2017   22:36 1031
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Macet bikin stress/Tribunnews.com
Macet bikin stress/Tribunnews.com
Dari pengalaman itu saya yakin bahwa kemacetan di Jakarta benar-benar mempengaruhi fisik dan psikologis istri saya. Maka ketika saya mendapatkan pekerjaan di Jakarta, saya lebih suka menggunakan transportasi umum seperti commuter line dan Transjakarta. Terlebih saya bisa menyimpan lebih banyak energi saya atau melakukan aktifitas lainnya selama berada di perjalanan.

Beruntung ketika saya pindah kerja ke Jakarta, konsep ride sharing sepeti Uber sudah tersedia. Sehingga saya bisa menggunakannya sebagai feedermenuju Stasiun halte terdekat. Bahkan jika saya mau pulang kampung ke Bandung dengan menggunakan kereta api, saya sangat terbantu dengan hadirnya Uber. Saya tidak perlu transit beberapa kali untuk bisa tiba di Stasiun Gambir.

Belakangan setelah konsep ride sharing ini merata di beberapa daerah, saya jadi berpikir ulang untuk membeli mobil pribadi. 

kompas.com
kompas.com
Pertama, saya tak perlu memikirkan pajak kendaraan jika menggunakan uber. Kedua, saya tidak perlu pusing dengan perawatan kendaraan setiap bulannya. Ketiga, saya tidak perlu mempekerjakan seorang supir apalagi harus menggajinya tiap bulan. Keempat, saya tidak perlu menunggu lama-lama di hanya untuk service kendaraan. Kelima, saya jadi lebih terpacu untuk mewujudkan mimpi saya traveling bersama keluarga ke luar negeri. Harapannya agar uang cicilan mobil bisa saya alihkan untuk biaya traveling.

Pemikiran itulah yang menguatkan saya urung membeli mobil pribadi. Berkat Uber saya tak perlu lagi repot memikirkan transportasi keluarga. Apalagi kadang-kadang saya bisa memesan Uber untuk keluarga saya yang jauh seperti di Bandung ataupun Surabaya.

Fenomena ini sebetulnya memang terjadi belakangan ini. Tidak sedikit generasi milenial yang mengurungkan niatnya untuk membeli kendaraan pribadi. Bahkan mereka pun menunda untuk membeli rumah demi mendapatkan pengalaman yang lebih berharga salah satunya traveling.

Bagi saya konsep ride sharing punya dampak positif untuk keluarga. Bagi keluarga kecil saya benar-benar sangat terasa. Berkat Uber, saya bisa jalan-jalan setiap weekendtanpa harus pusing memikirkan jalan alternatif ataupun lokasi yang belum saya kenali. Berkat Uber pula, anak-anak saya lebih banyak mengenal tempat-tempat yang menarik. Ride sharing benar-benar memberikan dampak positif bagi keluarga saya.

Yang paling saya suka adalah fitur Uber untuk pengguna pribadi dan untuk penggunaan keperluan kantor. Uber memberikan dua fitur yang berbeda bagi dua keperluaan yang berbeda. Sehingga untuk penggunaan transportasi kantor saya bisa lebih mudah melakukan reimbursement. Semua dilakukan paperless,saya tinggal menyertakan bukti perjalanan dan juga jumlah ongkos yang tertera.

Soal jenis transportasi yang dimiliki uber, menurut saya Uber cukup inovatif karena menawarkan berbagai jenis transportasi mulai dari Uber motor, UberX, UberXL, UberPool, hingga Uber Black. Masing-masing kelebihan dan kekurangannya.

uberpool/phillymag.com
uberpool/phillymag.com
Misalnya seperti uberpool, awalnya banyak yang tidak mengerti meskipun ongkosnya lebih murah. Namun setelah dijelaskan manfaat uberpool bagi pengguna, saya malah jadi lebih suka menggunakan betul karena bisa mendapatkan networkingbaru lewat uberpool.

Saya pun jadi punya pengalaman yang tak terlupakan dengan Uber Black. Karena berkat Uber Black, saya jadi bisa menaiki beberapa mobil premium yang ini mungkin awalnya hanya angan-angan saja. Ternyata setelah saya rasakan, tidak ada bedanya antara menaiki mobil mahal dengan mobil biasa, karena saya merasakan kenyamanan yang sama. Mungkin itu karena efek disopiri oleh orang lain hehehe.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun