Mas Edi terlihat bingung mengotak atik hapenya. Padahal hapenya tergolong baru dan sudah memiliki koneksi 4G. Tapi Edi merasa hapenya bermasalah.Â
Lalu saya dekati tetangga saya ini sambil basa-basi. "Kenapa mas? Kok kayaknya sampeyan kesel banget sama hapenya? Bukannya itu hape baru ya?" tanya saya sambil duduk di sampingnya.
"Ini mas, hape saya memang baru tapi saya bingung kok lemot banget ya? Padahal saya gak pernah main game lho!" tuturnya.
Sebagai bentuk empati, saya menawarkan bantuan sekadarnya. Mas Edi ini seorang wiraswasta yang memiliki jasa frame. Itu loh tukang bingkai. Usahanya cukup maju. Meskipun usaha dikerjakan di rumah, tapi penghasilannya jauh melampaui penghasilan saya yang masih kuli ini.
Dengan modal pengetahuan alakadarnya tentang Android, saya coba cek hapenya mas Edi. Saya mencoba memeriksanya mulai dari kapasitas memori hingga kapasitas penyimpanan. Biasanya hape lemot itu gara-gara kebanyakan file yang sebetulnya tidak selalu digunakan. Persis kayak tablet anak saya yang isinya game sama video youtube semua.Â
Dari pengalaman itu saya sudah bisa menebak-nebak. Jangan-jangan hape mas Edi memang bermasalah karena kapasitas penyimpanannya yang sudah penuh.
Setelah mengotak-ngatik beberapa saat, ternyata benar dugaan saya. Hape mas Edi terlalu banyak menyimpan aplikasi berita. Aplikasi berita yang digunakan cukup banyak mulai dari detik.com, kompas.com sampai republika.co.id pun diunduhnya. Belum lagi dengan aplikasi lain yang membutuhkan kapasitas memori cukup besar seperti Facebook Apps dan Google Maps.
Akhirnya saya minta izin untuk menghapus beberapa aplikasi yang sudah tidak digunakan. Kemudian selanjutnya menghapus aplikasi yang terlalu banyak dengan aplikasi pengganti yang lebih ringkas tapi memuat semua berita.
"Ini loh mas, kalau mau baca berita tinggal pakai Kurio saja" tutur saya sambil sedikit promosi.
"Emang apa sih keunggulannya?" tanya mas Edi balik.
![Tampilan fresh dan simple (dok.pri)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2017/09/12/kurio-1-59b7aa1ac36376323d76c9e2.jpg?t=o&v=770)
Diantara tetangga yang lainnya, Mas  Edi ini termasuk orang yang selalu lebih tau berita yang sedang  trending. Lah pantes, bacaannya berita semua. Apalagi kalau soal  pengetahuan kasus-kasus terkini. Mulai dari kasus Sarachen hingga  pernikahan Bella sama Cik Emran.
![Ingin hemat kuota? Matikan fitur show image (dokpri)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2017/09/12/kurio-2-59b7aa49085ea65ab55ea3c2.jpg?t=o&v=770)
"Fleksibel banget ya" kata mas Edi menimpali.
"Iya mas, coba deh saya ajarin sedikit ya. Kurio juga punya fitur night mode mas. Ini fungsinya kalau mas lagi dalam perjalanan misalnya di kendaraan umum. Nah, supaya mas Edi tetap bisa baca berita tapi tidak mengganggu penumpang lain dengan sinar cahaya layar yang terang, mas Edi tinggal aktifkan saja fitur night modenya mas. Nanti backgroungnya akan berubah menjadi gelap. Jadi, cahayanya tidak terlalu terang. Selain itu kalau mas Edi pakai Kurio dalam setelan night mode, biasanya akan lebih menghemat konsumsi baterai, cakep kan?"
"Oh, ya ya ya lumayan lah bro, hampir sama lah ya dengan fitur kalau baca novel tuh ada fitur night modenya. Jadi meskipun baca dalam kondisi gelap pun gak masalah karena masih kelihatan." tuturnya menambahkan.
![Ingin lebih hemat baterai? Gunakan fitur night mode (dokpri)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2017/09/12/kurio-3-59b7aa79a7249b55c20ba7d3.jpg?t=o&v=770)
"Oh ya, bener. Kadang saya suka sumpek juga kalau kebanyakan berita tentang seleb. Mumet mikirnya. Apalagi kalau urusan poligami. Udah lah, biasanya istri saya suka ngait-ngaitin poligami para artis sama saya. Yang poligami siapa yang kena getahnya siapa. Hehehe maaf mas jadi curhat" timpal mas Edi.
"Wkakaka iya mas, sama aja lah. Namanya bini mana ada yang mau dimadu. Wajar kalau nungkit-ngungkit masalah poligami. Itu artinya supaya kita gak ikut-ikutan mas wkwkwkwkwkw." tawa kami berdua pun akhirnya pecah gara-gara ngomongin poligami.
![Pilih kanal favorit kamu sendiri dan aktifkan notifikasinya secara otomatis untuk mendapatkan berita terbaru (dok.pri)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2017/09/12/kurio-4-59b7aa9308d31954ef6b2ce3.jpg?t=o&v=770)
"Iya sih bro, cuma kalau kebanyakan notif jadi males juga ya!" timpalnya.
"Tenang aja mas, kalau gak mau dibanjiri sama notifikasi tinggal matiin aja mas. Gampang kan?"
![Notifikasi berita yang sedang trending (dok,pri)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2017/09/12/screenshot-2017-09-12-12-14-41-015-com-miui-home-59b7ab1a2ba8d12f4f283602.png?t=o&v=770)
"Oh ya mas, satu lagi nih kelebihan Kurio. Mas Edi juga bisa mantau berita sesuai lokasi lho mas. Tenan!"Â
"Ah masa iya? Trus gimana carany bro!" tanya mas Edi penasaran.
"Ah, gampang aja kok mas. Tinggal pilih tab Lokasimu lalu ganti aja sesuai dengan lokasi yang diinginkan. Misalnya kalau ingin baca berita seputar Jakarta pilih aja DKI Jakarta dan begitu juga seterusnya. Nah, sekarang udah mulai ramai kan berita tentang pencalonan Ridwan Kamil sebagai Gubernur Jabar. Tinggal pilih Bandung aja mas. Atau panasnya pencalonan gubernur Jawa Timur. Tinggal kita ganti sesuai keinginan mas" ulas saya kepada mas Edi.
![Cari tahu berita terkini dari ibukota hingga Papua (dokpri)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2017/09/12/kurio-5-59b7aab2830de04a4122b762.jpg?t=o&v=770)
Sementara mas Edi sepertinya sudah mulai asyik mencoba Kurio.
"Mas Zul, aplikasinya ternyata lebih gampang dipakai ya. Saya yang baru pertama kali mencoba dan dijelaskan sedikit saja sudah paham fungsi dan beberapa fiturnya. Tapi kayaknya ada yang kurang mas" tuturnya sedikit lemas.
![Kalau kangen kampung halaman, update berita terkini sesuai lokasi kampung halaman kamu sendiri (dok.pri)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2017/09/12/kurio-6-59b7aad2830de052e6501542.jpg?t=o&v=770)
"Ini mas, di Kurio sayangnya belum ada fitur komentar. Padahal, namanya sosial media apalagi baca beritakan paling asyik itu baca komentarnya mas hahahaha. Ada yang berantem sendiri, ada yang muji-muji bahkan tidak sedikit yang memaki dan promosi." ujarnya sambil terkekeh.
Saya pun terpekur dan tak bisa berkata-kata lagi mendengar jawabannya. Dalam hati, betul juga ya nih mas Edi. Begitu banyak berita berseliweran tak beraturan di sosial media. Yang paling kocak emang baca komentar-komentarnya. Malah kadang lebih seru dibandingkan isi beritanya sendiri. Yah, mirip lah sama komentator bola "jebret" yang lebih berisik dibandingkan pemain bolanya hahahahaha.
Namun demikian, satu hal yang masih bisa didapatkan dari Kurio adalah berita-berita yang disajikan benar-benar dari portal berita yang valid dan kredibel. Tidak mungkin sebuah portal berita mau "bunuh diri" dengan menyajikan berita hoaxhanya demi mendapatkan traffic semata.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI