Sembari mencicil utang untuk melunasi dana pembelian tanah dan pembagunan rumah, saya juga berusaha untuk mencari peluang usaha baru. Sesuatu yang bisa saya lakoni di waktu luang dan tidak menganggu pekerjaan utama. Salah satu yang saya lakoni dan kebetulan sesuai dengan passion saya adalah menulis.
Selain itu juga saya beberapa kali mencoba peruntungan dengan mengikuti lomba blog. Ketika menang, dananya bisa saya tambah-tambahkan untuk mencicil utang sehingga impain saya untuk mendapatkan rumah nyaman benar-benar terwujud.Â
Saya bersyukur akhirnya memutuskan langkah yang tepat dengan membeli tanah kemudian membangunnya sendiri. Saya terbebas dari bunga KPR yang harus dicicil berpuluh tahun. Saya melakukan percepatan utang agar bisa segera dibayar dan segera dilunasi.
Namun yang paling penting adalah mengurangi gaya hidup mewah dan tidak selalu mengikuti gengsi. Saya paling anti bergonta ganti hape. Malahan untuk sebuah sepatu pun saya jarang ganti jika yang lama benar-benar belum rusak.Â
Meskipun demikian, kini memang zaman sudah berubah. Generasi milenial bisa memegang kendalinya sendiri apakah masih berniat membeli rumah dan mobil kemudian menghabiskan masa tua di kota satelit seperti Tangerang Selatan. Tren generasi milenial di Eropa dan Amerika justru bertolak belakang dengan Indonesia. Kini mereka justru memilih menjual asetnya dan traveling keliling dunia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H