Mohon tunggu...
Dzulfikar
Dzulfikar Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Content Creator

Blogger dan Content Creator. Member Kompasiana sejak Juni 2010. Aktif menulis di blog bangdzul.com dan vlog https://www.youtube.com/@bangdzul/

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Emang Tangerang Selatan Punya Batik?

9 April 2017   22:36 Diperbarui: 9 April 2017   22:44 1000
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Leonita seorang Lifestyle Blogger yang sudah sering gunakan batik dalam keseharian (dokpri)

Yap, pertanyaan itu hampir ada di benak kepala setiap orang saat mengetahui jika Tangerang Selatan ternyata punya batik sendiri. Memang, batik Etnik Tangerang Selatan belum populer seperti halnya Batik Mega Mendung dari Cirebon. Untuk itulah Komunitas Kompasianer Tangerang Selatan merasa perlu mengangkat tema Batik Etnik Tangerang Selatan, Banten.

Agatha Mei (dokpri)
Agatha Mei (dokpri)
Ketapels bersama Kompasiana yang disponsori oleh Bank Danamon akhirnya mengangkat tema Batik Etnik Tangerang Selatan bersama seorang pengrajin batik dari Banten. Nama beliau adalah Dra. Nelty Fariza Kusmilianti. Selain dapat berbincang bersama ibu Nelty, Kompasianer juga mendapatkan inspirasi dari seorang Lifestyle Blogger, Leonita Julian yang memberikan inspirasi untuk menggunakan batik dalam pakaian sehari-hari. Sementara dari Bank Danamon berbagi tips dan trik agar bisa mendapatkan kredit UKM dengan mudah.

Kepala Dinas Koperasi dan UKM Tangsel kedua dari kanan (dokpri)
Kepala Dinas Koperasi dan UKM Tangsel kedua dari kanan (dokpri)
Konsep acara memang sengaja dibedakan dengan acara talkshow lainnya. Mirip-mirip seperti karya wisata. Para peserta diajak juga untuk membatik sendiri dan melihat proses batik dari hulu hingga ke hilir. Dimulai dari menggambar, kemudian mewarnai, menjemur serta tentu saja berbincang tantangan-tantangan dalam mengembangkan dan memasarkan batik Etnik Tangerang Selatan.

Nah, tak disangka ternyata pada saat acara, hadir pula Kepala Dinas UKM dan Koperasi Tangerang Selatan bapak Firdaus. Tentu ini kejutan buat komunitas kecil seperti Ketapels, acaranya dihadiri oleh salah satu pejabat tingkat Kota Tangerang Selatan. Yang paling sumringah tentu saja Ketua Ketapels kang Rifki Feriandi dan MC Agatha Mey karena mendapatkan tamu kehormatan.

Peserta Ketapels Membatik (dokpri)
Peserta Ketapels Membatik (dokpri)
Yang juga tak kalah menarik adalah hadirnya kompasianer-kompasianer cilik yang ikut serta membatik bersama para orang tuanya. Mereka terlihat antusias membuat gambar layaknya anak-anak dengan media sebuah kain dan digambar dengan menggunakan sebuah canting.

Perbedaan antara batik yang belum diwarnai dan sudah diwarnai (dokpri)
Perbedaan antara batik yang belum diwarnai dan sudah diwarnai (dokpri)
Sebetulnya ada banyak ragam batik Etnik Tangerang Selatan. Salah satu yang tengah dipromosikan oleh bu Nelty adalah motif Gunung Krakatau. Selain karena namanya sudah mendunia. motif Gunung Krakatau juga terbilang cukup sederhana dan ikonik.

Ibu Netly mendapakan souvenir dari Danamon (dokpri)
Ibu Netly mendapakan souvenir dari Danamon (dokpri)
Ternyata inspirasi batik Etnik Tangsel bisa dari mana saja. Ada yang terinspirasi dari Situ Gintung, Stasiun KRL di sekitar Tangesel, hingga ikon Tangerang Selatan yaitu bunga Anggrek van Douglas dan warna hijau.

Batik-batik Etnik Tangerang Selatan kerap dipromosikan oleh Walikota Tangerang Selatan, Airin Rachmi Diany dalam setiap kunjungan dinas ke beberapa tempat termasuk saat ke luar negeri. Airin sangat lekat dengan warna hijau Tangerang Selatan.

Aneka batik etnik khas Tangsel (dokpri)
Aneka batik etnik khas Tangsel (dokpri)
Ada lagi batik dengan motif Kacang Kulit SAngrai Keranggan. Batik ini malah terinspirasi dari sebuah daerah penghasil atau pengrajin kacang kulit sangrai di daerah Keranggan, Setu, Tangerang Selatan.

Karena posisi Tangerang Selatan memang bersisipan dengan Ibukota tak jarang ada motif yang mirip dengan ikon Betawi seperti Ondel-Ondel dan Rumah Blandongan. 

Mbak Arum sibuk meniup canting saat belajar membatik (dokpri)
Mbak Arum sibuk meniup canting saat belajar membatik (dokpri)
Nah, setelah sesi bincang bersama ibu Nelty kemudian dilanjutkan dengan ragam penggunaan batik oleh lifestyle blogger Leonita Julian atau lebih populer dengan nama Leonitasecret di akun twitter. Leonita bahkan datang dengan menggunakan rok batik yang menjadikannya tampak lebih anggun dan memesona.

Leoni berbagi perkembangan fashion batik yang sudah kerap kali diadakan dalam beberapa ajang fashion bergengsi di Jakarta. Beberapa desainer kenamaan malah sudah memiliki ciri khas tersendiri dengan desain batiknya. 

Penggunaan batik ini ternyata sangat mudah dan fleksibel. Bisa digunakan sebagai rok seperti kain jarik atau memang menjadi bahan material pembuatan atasan atau bawahan yang lebih disesuaikan dengan perkembangan dan selera penggunanya.

Leonita seorang Lifestyle Blogger yang sudah sering gunakan batik dalam keseharian (dokpri)
Leonita seorang Lifestyle Blogger yang sudah sering gunakan batik dalam keseharian (dokpri)
Sedangkan sesi dari bank Danamon mengupas tentang tips mendapatkan pendanaan untuk UKM dari bank. Salah satu banyaknya UKM yang gagal mendapatkan pendanaan dari bank adalah pencatatan keuangan. Salah satu cara sederhana menurut Bapak Mirza adalah dengan cara menabungkan omzet atau penghasilan usaha di bank.

Ingat juga bahwa rekening untuk usaha harus terpisah dengan rekening untuk pribadi. Dari catatan inilah bank bisa mempertimbangkan untuk menggelontorkan dana bagi UKM yang tengah berkembang. Yak, pencatatan yang sesederhana itu sayangnya tidak banyak dilakukan oleh pelaku usaha tingkat UKM. Sayang banget kan? Punya potensi untuk dapat pendanaan tapi syaratnya kurang, bisa gagal deh.

Sesi tanya jawab (dokpri)
Sesi tanya jawab (dokpri)
Sesi tanya jawab pun berlangsung dengan sangat menarik. Ternyata batik masih punya potensi dan peluang dalam dunia bisnis. Apalagi kini memang tren batik sudah terdengar hingga ke luar negeri. Batik juga bisa berjaya loh di negeri sendiri. Termasuk batik Tangsel yang harus menjadi tuan rumah di kotanya sendiri. Warga Tangerang Selatan saatnya pegang kendali untuk menjadikan Batik Etnik Tangsel menjadi tuan rumah di kotanya sendiri.

Kalian warbyasak! (dokpri)
Kalian warbyasak! (dokpri)
Akhir kata saya ingin mengucapkan terima kasih kepada kompasianer yang ikut serta memeriahkan acara Ketapels Membatik, kepada Danamon yang sudah turut serta mengangkat Batik Etnik Tangsel dan juga Kompasiana. Sampai ketemu lagi di sesi sharing berikutnya bersama Ketapels.

Kuy lah lihat proses Ketapels Membatik di sini

ketapels-logo-58ea53f1769773002c7e5537.jpg
ketapels-logo-58ea53f1769773002c7e5537.jpg

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun