Yap, pertanyaan itu hampir ada di benak kepala setiap orang saat mengetahui jika Tangerang Selatan ternyata punya batik sendiri. Memang, batik Etnik Tangerang Selatan belum populer seperti halnya Batik Mega Mendung dari Cirebon. Untuk itulah Komunitas Kompasianer Tangerang Selatan merasa perlu mengangkat tema Batik Etnik Tangerang Selatan, Banten.
Ketapels bersama Kompasiana yang disponsori oleh Bank
Danamon akhirnya mengangkat tema Batik Etnik Tangerang Selatan bersama seorang pengrajin batik dari Banten. Nama beliau adalah Dra. Nelty Fariza Kusmilianti. Selain dapat berbincang bersama ibu Nelty, Kompasianer juga mendapatkan inspirasi dari seorang
Lifestyle Blogger, Leonita Julian yang memberikan inspirasi untuk menggunakan batik dalam pakaian sehari-hari. Sementara dari Bank Danamon berbagi tips dan trik agar bisa mendapatkan kredit UKM dengan mudah.
Kepala Dinas Koperasi dan UKM Tangsel kedua dari kanan (dokpri)
Konsep acara memang sengaja dibedakan dengan acara talkshow lainnya. Mirip-mirip seperti karya wisata. Para peserta diajak juga untuk membatik sendiri dan melihat proses batik dari hulu hingga ke hilir. Dimulai dari menggambar, kemudian mewarnai, menjemur serta tentu saja berbincang tantangan-tantangan dalam mengembangkan dan memasarkan batik Etnik Tangerang Selatan.
Nah, tak disangka ternyata pada saat acara, hadir pula Kepala Dinas UKM dan Koperasi Tangerang Selatan bapak Firdaus. Tentu ini kejutan buat komunitas kecil seperti Ketapels, acaranya dihadiri oleh salah satu pejabat tingkat Kota Tangerang Selatan. Yang paling sumringah tentu saja Ketua Ketapels kang Rifki Feriandi dan MC Agatha Mey karena mendapatkan tamu kehormatan.
Peserta Ketapels Membatik (dokpri)
Yang juga tak kalah menarik adalah hadirnya kompasianer-kompasianer cilik yang ikut serta membatik bersama para orang tuanya. Mereka terlihat antusias membuat gambar layaknya anak-anak dengan media sebuah kain dan digambar dengan menggunakan sebuah canting.
Perbedaan antara batik yang belum diwarnai dan sudah diwarnai (dokpri)
Sebetulnya ada banyak ragam batik Etnik Tangerang Selatan. Salah satu yang tengah dipromosikan oleh bu Nelty adalah motif Gunung Krakatau. Selain karena namanya sudah mendunia. motif Gunung Krakatau juga terbilang cukup sederhana dan ikonik.
Ibu Netly mendapakan souvenir dari Danamon (dokpri)
Ternyata inspirasi batik Etnik Tangsel bisa dari mana saja. Ada yang terinspirasi dari Situ Gintung, Stasiun KRL di sekitar Tangesel, hingga ikon Tangerang Selatan yaitu bunga Anggrek van Douglas dan warna hijau.
Batik-batik Etnik Tangerang Selatan kerap dipromosikan oleh Walikota Tangerang Selatan, Airin Rachmi Diany dalam setiap kunjungan dinas ke beberapa tempat termasuk saat ke luar negeri. Airin sangat lekat dengan warna hijau Tangerang Selatan.
Aneka batik etnik khas Tangsel (dokpri)
Ada lagi batik dengan motif Kacang Kulit SAngrai Keranggan. Batik ini malah terinspirasi dari sebuah daerah penghasil atau pengrajin kacang kulit sangrai di daerah Keranggan, Setu, Tangerang Selatan.
Karena posisi Tangerang Selatan memang bersisipan dengan Ibukota tak jarang ada motif yang mirip dengan ikon Betawi seperti Ondel-Ondel dan Rumah Blandongan.Â
Mbak Arum sibuk meniup canting saat belajar membatik (dokpri)
Nah, setelah sesi bincang bersama ibu Nelty kemudian dilanjutkan dengan ragam penggunaan batik oleh
lifestyle blogger Leonita Julian atau lebih populer dengan nama Leonitasecret di akun twitter. Leonita bahkan datang dengan menggunakan rok batik yang menjadikannya tampak lebih anggun dan memesona.
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya