Mohon tunggu...
Dzulfikar
Dzulfikar Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Content Creator

Blogger dan Content Creator. Member Kompasiana sejak Juni 2010. Aktif menulis di blog bangdzul.com dan vlog https://www.youtube.com/@bangdzul/

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Keunikan "Mutiara Hitam" dari Timur

31 Desember 2016   23:55 Diperbarui: 1 Januari 2017   01:12 212
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tahun 2015 menjadi sejarah pertama kalinya saya menginjakkan kaki ke bumi Papua. Melalalui jalur Makassar, saya berlayar selama tiga hari menuju Sorong bersama tim Ekspedisi Nusantara Jaya 2015 yang diutus mewakili Kompasiana. 

Itu pula yang menjadikan saya pertama kalinya melintasi garis khatulistiwa pertama kalinya. Sungguh pengalaman luar biasa yang tak terlupakan bersama para Marinir TNI AL di KRI Banda Aceh 509.

Berkat perjalanan itu pula akhirnya saya bisa menginjakkan kaki di Raja Ampat, merasakan kelembutan pasir surgawi yang putih bersih dan indah. Tak ada kata-kata yang bisa saya ucapka saat tiba di Pantai Cemara, Raja Ampat, Papua.

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi
Tak heran jika Papua menjadi salah satu destinasi anti mainstream baik bagi wisatawan asing maupun wisatawan dalam negeri. Selain terkenal karena keindahannya, ongkos ke Papua juga tidak murah. Sehingga hanya segelintir orang saja yang bisa merasakan keindahan kepingan surga Indonesia.

Tapi, jangan senang dulu. Karena perjalanan menuju Wayag, Painemo dan beberapa pulau indah lainnya tidak semudah yang dibayangkan. Butuh waktu dan ongkos tambahan untuk bisa menjejaki pulau pulau indah itu. 

Namun saya tak lantas kecewa, saya malah bersyukur bisa menikmati keindahan bumi Papua.

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi
Sejak di pelabuhan Sorong, kami sudah disambut dengan tarian adat yang dibawakan oleh pelajar pelajar. Budaya inilah yang bisa dikenalkan kepada dunia bahwa Indonesia memiliki keragaman budaya yang masih terpelihara. 

Selain keanekaragamannya, Papua memiliki hasil bumi yang memiliki banyak manfaat. Batu saja bisa punya nilai tinggi. Pada tahun 2015 boleh dibilang berada di penghujung popularitas batu pancawarna. Dan Pancawarna Papua inilah yang memiliki nilai jual yang sangat tinggi. Tak heran jika banyak penjual dari Jawa dan Sulawesi yang rela terbang jauh-jauh ke Sorong dan Raja Ampat demi mendapatkan Pancawarna.

Keunikannya pancawarna Papua memiliki warna gradasi yang cantik dan tidak dimiliki batuan lainnya jika dibandingkan dari berbagai daerah di Indonesia.

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi
Senyum anak-anak Papua inilah yang membuat saya terenyuh sekaligus haru. Masa depan Papua ada di tangan mereka semua. Benar jika Papua masih tertinggal. Namun tidak boleh dijadikan alasan bahwa Papua tidak bisa lebih maju.

Benar mungkin pemerintah kurang peduli, namun niat baik Jokowi untuk menyeragamkan harga BBM hingga Papua sudah menjadi langkah postif bahwa Peperintah memerhatikan bagian dari Indonesia di sebelah Timur ini.

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi
Memang saya tak blusukan hingga ke daerah adat. Saya hanya singgah di Raja Ampat, daerah yang sangat populer karena mililiki koleksi biota laut yang lengkap. Hampir 50% lebih biota laut di dunia konon bisa kamu temukan di Raja Ampat.

Betapa kayanya Papua. Potensi inilah yang kini terus bergulir. Kendala infrastruktur menjadi masalah utama. 

Sebelum tiket ke Raja Ampat semakin murah, perlu upaya penyelamatan agar membludaknya wisatawan tidak lantas merusak keindahan dan menjadikan warga mengekploitasi daerah wisata habis habisan demi kepentingan ekonomi semata.

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi
Kerajinan tangan yang sudah makin langka memang tak dilirik anak muda. Padahal inilah yang menjadi warisan yang harus dilestarikan. Kerajinan hand made putra putri Papua inilah yang akan mengenalkan keindahan Papua kepada dunia. Bukan semata hanya sebagai suvenir saja.

Memang perlu banyak pembenahan di Papua. Salah satunya menyiapkan masyarakat wisata dan sumber daya manusia yang andal dalam Pariwisata.

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi
Papua akan menjadi magnet wisata dunia jika infrastruktur lengkap dan juga warganya sadar bahwa bumi meraka punya begitu banyak potensi wisata yang tak kalah dibandingkan dengan belahan dunia manapun juga.

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi
Papua punya masa depan yang sangat cerah jika saja bonus demografi Indonesia benar-benar dimanfaatkan sesuai dengan arah dan kebjikan yang ada. Jangan sampai potensi wisata di Papua kalah pamor ketimbang Singapura dan Malaysia yang gencar promosi membabi buta sebagai surganya Asia.

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi
Padahal surganya Asia itu ada di Indonesia, dan salah satunya yang harus dikunjungi minimal seumur hidup sekali adalah Raja Ampat, Papua.

Facebook dan Twitter  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun