Memang saya tak blusukan hingga ke daerah adat. Saya hanya singgah di Raja Ampat, daerah yang sangat populer karena mililiki koleksi biota laut yang lengkap. Hampir 50% lebih biota laut di dunia konon bisa kamu temukan di Raja Ampat.
Betapa kayanya Papua. Potensi inilah yang kini terus bergulir. Kendala infrastruktur menjadi masalah utama.Â
Sebelum tiket ke Raja Ampat semakin murah, perlu upaya penyelamatan agar membludaknya wisatawan tidak lantas merusak keindahan dan menjadikan warga mengekploitasi daerah wisata habis habisan demi kepentingan ekonomi semata.
Kerajinan tangan yang sudah makin langka memang tak dilirik anak muda. Padahal inilah yang menjadi warisan yang harus dilestarikan. Kerajinan hand made putra putri Papua inilah yang akan mengenalkan keindahan Papua kepada dunia. Bukan semata hanya sebagai suvenir saja.
Memang perlu banyak pembenahan di Papua. Salah satunya menyiapkan masyarakat wisata dan sumber daya manusia yang andal dalam Pariwisata.
Papua akan menjadi magnet wisata dunia jika infrastruktur lengkap dan juga warganya sadar bahwa bumi meraka punya begitu banyak potensi wisata yang tak kalah dibandingkan dengan belahan dunia manapun juga.
Papua punya masa depan yang sangat cerah jika saja bonus demografi Indonesia benar-benar dimanfaatkan sesuai dengan arah dan kebjikan yang ada. Jangan sampai potensi wisata di Papua kalah pamor ketimbang Singapura dan Malaysia yang gencar promosi membabi buta sebagai surganya Asia.
Padahal surganya Asia itu ada di Indonesia, dan salah satunya yang harus dikunjungi minimal seumur hidup sekali adalah Raja Ampat, Papua.
Facebook dan Twitter Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Lihat Travel Story Selengkapnya