Mohon tunggu...
Dzulfikar
Dzulfikar Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Content Creator

Blogger dan Content Creator. Member Kompasiana sejak Juni 2010. Aktif menulis di blog bangdzul.com dan vlog https://www.youtube.com/@bangdzul/

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Bukan Sekadar Isi Perut, Santap Bersama Bangun Kehangatan Keluarga di KFC

21 Agustus 2016   10:14 Diperbarui: 21 Agustus 2016   10:56 186
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
KFC Kemang Selatan tempat nangkring berlangsung (dokpri)

Sesulit apapun dan sesibuk apapun hendaknya keluarga punya waktu untuk santap bersama dengan keluarga. Begitu juga yang dilakukan oleh pak Hendra yang ternyata memiliki kebiasaan santap bersama tiap akhir pekan meskipun harus terbang dari Bali ke Jakarta demi santap bersama. Hal tersebut dilakukan karena pak Hendra sadar betul pentingnya santap bersama untuk membangun kehangatan bersama keluarga.

Kompasianer dalam acara nangkring (dokpri)
Kompasianer dalam acara nangkring (dokpri)
Pak Hendra bercerita bahwa dalam keluarganya terdapat tradisi tidak boleh ada ponsel saat berada di meja makan. Tentu dengan adanya ponsel, akan menganggu konsentrasi untuk makan juga bercengkrama dengan keluarga saat berada di meja makan. Pak Hendra mengakui bahwa tradisi keluarganya membekas pada dirinya karena selalu dilakukan hingga ia duduk di bangku SMA.

Lain lagi pengalaman mbak Ayu yang memiliki kenangan manis bersama ayahnya yang telah tiada. Meskipun ayahnya sudah tidak ada, tapi lewat santap bersama inilah kenangan manis bersama ayah tumbuh dan dipupuk bersama. Mbak Ayu kerap pindah-pindah tempat tinggal bahkan merantau, namun kedekatan dengan ayah itu tetap ada. Kadang kala rasa kangan dan rindu itu selalu muncul ketika mbak Ayu jauh dari rumah. Ini membuktikan bahwa anak akan selalu ingat dengan orang tua yang membiasakan santap bersama.

Masa pertumbuhan dan masa keemasan anak harus benar-benar dimanfaatkan orang tua untuk menjalin persahabatan dengan anak. Salah satunya waktu yang paling tepat adalah saat makan bersama. Tidak harus selalu di rumah tapi juga bisa di luar rumah.

Salah seorang Kompasianer yang datang bersama anaknya (dokpri)
Salah seorang Kompasianer yang datang bersama anaknya (dokpri)
Itulah mengapa KFC pada awal berdirinya didesain sebagai restoran keluarga, tutur pak Hendra. Misalnya KFC Kemang memiliki berbagai fasilitas untuk keluarga. Mulai dari playground hingga KFC Coffe yang disedikan buat ayah yang sedang menuggu anak-anaknya bermain.

Sudut KFC Coffee yang juga dinikmati sebagai tempat ngobrol bersama teman (dokpri)
Sudut KFC Coffee yang juga dinikmati sebagai tempat ngobrol bersama teman (dokpri)
Pak Hendra juga menambahkan jika meja makan di KFC sengaja disusun untuk empat orang. Karena memang khusus untuk keluarga kecil Indonesia. Selain menu ayam goreng, KFC juga menyajikan makanan sehat seperti sup ayam dan salad. Jadi tidak melulu semuanya sajian daging ayam. Ada juga puding dan dessert lainnya yang bisa jadikan menu santapan bersama keluarga.

Mbak Ayu menambahkan bahwa dengan rutinitas santap bsersama, anak-anak dapat terhindar dari pengaruh negatif lingkungan seperti depresi, seks bebas hingga bunuh diri. Di beberapa negara berkembang tingkat bunuh diri remaja sangat tinggi misalnya seperti di Jepang dan Korea Selatan. Hal tersebut salah satunya karena tidak ada proteksi dari keluarga sejak dini.

Anak-anak butuh tempat curhat. Inilah yang kerap tidak didapatkan dari keluarga. Peran orang tua sangat dominan dalam prilaku anak saat dewasa, begitu juga dalam orientasi mengejar cita-cita. Orang tua masa kini harus banyak berperan sebagai sahabat, bukan lagi sebagai pemimpin yang selalu mengarahkan. Karena setiap anak pasti sudah memiliki bakat dan kecintaannya masing-masing terhadap dunia yang akan ditempuhnya. Orang tua tinggal mendukung, mengarahkan dan selalu memberikan pandangan agar anak-anak semakin kaya dengan berbagai sudut pandang.

Saat santap bersama juga anak-anak dilatih untuk mengemukakan pendapat. Masing-masing anak bisa bergiliran menceritakan kegiatannya sehari-hari di sekolah atau bercerita tentang kegaitan lain saat di rumah atau di luar sekolah. Hal tersebut menurut mbak Ayu akan meningkatkan kemampuan komunikasi anak dan terbiasa untuk mengungkapkan pendapat.

Anak-anak zaman sekarang terbiasa dengan tablet dan internet. Namun kontrol dari orang tua sangat lemah. Sehingga kerap banyak status tidak pantas, bernada bullying hingga status kasar yang mendiskreditkan orang lain. Inilah yang harus menjadi perhatian orang tua. Boleh dikenalkan dengan gadget dan internet tapi harus ada batasan dan pengawasan dari orang tua. Caranya salah satunya adalah berdialog saat santap bersama keluarga.

Orang tua juga diharapkan punya peran aktif dalam merangkul anak-anaknya. Memang orang tua punya banyak waktu untuk mencari uang, tapi masa keemasan anak-anak sangat singkat. Dan banyak orang tua yang luput memperhatikan masa keemasan anak dengan hal-hal kecil namun ternyata itulah fondasinya dalam membangun keluarga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun