Ketika mengetahui bahwa Pertamina mengeluarkan Bahan Bakar Minyak jenis Pertalite saya menyambutnya dengan sangat gembira. Pasalnya setelah lama menggunakan Pertamax, saya merasa harus ada yang dikurangi seiring dengan harga bahan kebutuhan pokok yang ikut merangkak naik. Namun begitu, saya merasa tetap harus memberikan BBM yang terbaik namun tetap terjangkau untuk kantong.Â
Wacana untuk mengeluarkan kembali Premix sebelumnya sudah saya tunggu sejak lama. Ketika Pertalite baru dilaunching, saya langsung tertarik melakukan uji coba, kemudian saya mencari SPBU yang berada di sekitar Jakarta untuk mencoba ketangguhan Pertalite.
Kebetulan Yamaha MIO GTÂ merah marun saya selalu menggunakan BBM beroktan tinggi untuk mendapatkan tarikan mesin yang lebih besar. Selain itu juga dengan bahan bakar yang baik dan berkualitas akan menjaga "kebugaran" mesin dan membuat daya tahan mesin lebih lama. Meskipun memang harus merogoh kocek lebih dalam, namun biaya perawatan bisa ditekan. Ujung-ujungnya sama saja. Lebih baik sedikit berkorban di awal untuk mendapatkan hasil yang lebih baik diakhir.
Setelah mengisi Pertalite di Gandaria, kemudian saya berkeliling Jakarta. Perjalanan menyusuri kota Jakarta di malam dan siang hari jelas berbeda. Malam minggu Jakarta terutama di daerah Gandaria, selalu dipadati dengan kemacetan dan lalu lalang para pencari hiburan di akhir pekan.
Tujuan pertama dari Gandaria adalah lapangan blok S. Disana ada baso pak Kumis yang sudah termashyur kelezatannya. Sebagai suami yang baik, saya harus membelikan empat buah baso pak Kumis untuk dibawa pulang sebagi buah tangan. Setelah selesai membawa buah tangan untuk anak istri di rumah, kemudian saya lanjutkan perjalanan menuju SCBD. Dari SCBD ternyata masih cukup banyak pekerja mall Pasicif Place yang menunggu di jemput di halte SCBD. Malam yang mengigit di malam minggu, suasana perkantoran memang semakin lengang sementara sebaliknya suasana tempat hiburan semakin padat dan membuat jelanan menjadi tersendat.
Dari SCBD saya memacu Yamaha Mio GT dengan santai. Kecepatan diatur dengan sedang antara 40-60 km perjam. Sesekali mendapati kemacetan didepan FX Mall dan kemudian kembali sedikit tersendat didepan STC menuju jalan Bumi.Â
Kawasan Gandaria yang tadi sempat dilewati ternyata semakin malam semakin padat. Beberapa wanita lalu lalang dengan rok seksi atau bahkan hot pants. Tak ayal mata lelaki dari tukang parkir hingga pengendara motor berhenti sejenak hahahaha sekedar untuk melihat-lihat suasana ramainya malam Minggu di Gandaria.
Beranjak ke area Radio Dalam, kembali Yamaha Mio GT dihadang kemacetan hingga Pondok Indah Mall. Untunglah dengan matic semuanya menjadi serba praktis. Tinggal tarik gas dan tuas rem saja, simple dan mudah dengan motor matic dikondisi kemacetan dalam kota.
Setelah puas keliling Jakarta, Yamaha Mio GT merah marun meluncur dengan gesit dari arteri Pondok Indah, Lebak Bulus, Ciputat Raya hingga finish di Pamulang. Beberapa kondisi jalan dilalui mulai dari beton, aspal, hingga jalan berlubang dan tak rata terutama Pamulang yang saat ini sedang mengalami penggarapan pelebaran jalan.
Jarum penunjuk BBM di Yamaha MIO GT ternyata masih menunjukkan F (Full). Supaya lebih afdhal esoknya digeber kembali di area Cipete dengan kecepatan antara 60-80 km/jam dengan kondisi jalan yang ramai lancar. Akhirnya setelah mengunjungi seorang teman di Cipete, kemudian saya kembali ke Pamulang. Hadangan kemacetan selamanya rasanya bakal terjadi di Ciputat Raya dari underpass Pasar Jumat hingga depan Kampus UIN. Kemacetan abadi. Daerah itu tidak pernah macet mungkin hanya pada pukul 2 hingga 3 pagi saja hahaha.
Â
Dengan hasil diatas tentu saja saya menginginkan motor yang lebih irit lagi namun tetap bertenaga. Inilah yang dijawab oleh Yamaha dengan meluncurkan tenologi Blue Core. Teknologi baru inilah yang menjawab keinginan banyak konsumen akan kebutuhan motor yang ramah, efisien dan gesit.
Â
Konsep Blue Core Yamaha menjawab keinginan konsumen yang memadukan antara kecepatan dan tetap ramah lingkungan. Inilah teknologi baru Yamaha Blue Core yang menjadi andalan Yamaha. Dengan menggunakan teknologi Blue Core yamaha, tingkat efisiensi bahan bakar akan meningkat hingga 50%. Untuk perhitungan dengan Yamaha Mio GT dengan 1.57 km bisa menempuh 77km, jika menggunakan teknologi blue core dengan jumlah bahan bakar yang sama bisa menjadi dua kali lipat hingga bisa menempuh jarak 154 km.
Yamaha Blue Core memiliki keunggulan dalam mereduksi tenaga yang hilang, meningkatkan efisiensi BBM, memaksimalkan sistem pendinginan dan yang tak kalah pentingnya lagi adalah ramah lingkungan.
Yamaha telah mengeluarkan beberapa motor Blue Core yang menjadi andalan saat ini diantaranya dalah Yamaha Mio 125 M3. Selain itu deretan motor Yamaha lain yang sudah juga menerapkan teknologi andal Blue Core adalah Yamaha All New GT dan NMAX.
Kedepan teknologi Blue Core inilah yang akan menjadi identitas Yamaha dalam mengedukasi pasar tentang kendaraan yang ramah lingkungan namun tetap bertenaga. Jika ingin lebih irit, hanya Blue Core lah yang mampu menjawab!
*Tulisan ini diikutsertakan dalam Lomba Blog Yamaha Tangguh Menggunakan PertaliteÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H