Mohon tunggu...
Dzulfikar
Dzulfikar Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Content Creator

Blogger dan Content Creator. Member Kompasiana sejak Juni 2010. Aktif menulis di blog bangdzul.com dan vlog https://www.youtube.com/@bangdzul/

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Kopi Nikmat Mengundang Musibah Sesaat :)

8 Juli 2015   23:21 Diperbarui: 8 Juli 2015   23:21 991
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saat di Partajasa, Bali sesaat setelah kejadian pagi hari :D (dok. peserta visit LPG VLGV)

Terus terang saya baru bisa menikmati kopi setahun belakangan ini. Sebelumnya saya jarang ngopi item. Paling kopi sachetan aja. Nah, saya benar-benar menikmati rasa kopi yang sebenarnya itu ketika di Bali. Saat itu saya sedang mengikuti kunjungan ke Kapal LPG VLGC, kurang lebih setahun yang lalu.

Kalau tidak salah ada 10 finalis yang berangkat ke Bali termasuk saya. Salah satunya juga adalah bapak Syukri Takengon Duta Kopi Gayo. Jauh-jauh hari saya sudah "memalak" pak Syukri untuk membawakan kopi Gayo yang rasanya selalu beliau bangga-banggakan itu.

Beruntung, ketika berada di Hotel Patrajasa Bali. Saya sekamar dengan pak Syukri. Tapi nggak seranjang yah hahaha. Entah bagaimana admin memilih saya sekamar dengan pak Syukri. Padahal jika dilihat dari segi usia saja saya masih pantas menjadi anaknya pak Syukri hahaha. Tapi kami bisa ngobrol panjang lebar karena sudah sama-sama lama di Kompasiana. Jadi bahasannya banyak dan tak ada habis-habisnya.

Singkat cerita pak Syukri ternyata membawa satu pack kopi Gayo. Satu untuk oleh-oleh seperti yang beliau janjikan, dan satu lagi kami nikmati bersama sambil menghirup udara pantai Bali yang begitu sunyi.

Kebetulan kamar di Patrajasa berbentuk Vila. Jadi agak sulit untuk pergi kemana-mana. Saya belum bisa memetakan posisi kamar dan lobby ketika datang pada hari pertama. Bahkan untuk mencari kamar teman-teman yang lain pun rasanya mustahil dicari saat itu. Entah kenapa tidak terpikir facebook atau telpon hehehe. Maklumlah kalau sudah di tanah Bali jadi lupa segalanya.

Akhirnya malam itu, kami berdua ngopi berdua di beranda. Saya sendiri belajar langsung bagaimana menyeduh kopi yang "benar" dari pak Syukri. Setelah memanaskan air mineral di pemanas, kemudian segera dituangkan ke cangkir. Takarannya ternyata suka-suka aja ahaha. Kadang satu sendok makan, kadang lebih. Yang penting sampai ada karemelnya di pinggiran permukaannya. Setelah dirasa cukup, kemudian diamkan beberapa saat.

Untuk seduhan pertama saya masih kurang pede tanpa gula. Akhirnya saya menambahkan beberapa takar gula dalam kopi saya.

133637008121478754
133637008121478754
Pak Syukri paling kiri, selalu mensosialisasikan kopi lokal lebih nikmat dari kopi impor (dok.pak Syukri)

Sambil ngobrol ngalor ngidul tentang Takengon dan Kopi Gayo, akhirnya saya hirup pelan-pelan aroma Kopi Gayo yang tersohor itu. Kopi Gayo yang dibawa pak Syukri bukan kopi Gayo sembarangan. Karena kopi tersebut adalah komoditas ekspor yang harganya lumayan. Untunglah karena persaudaraan blogger, saya dapetnya hraaatissss hahaha.

Saat meneguk tegukan pertama, rasanya nikmat sekali. Wah, ini benar benar mantap. Pahitnya pas, sulit ya menggambarkan rasanya yang aduhai. Pantas pak Syukri begitu candu dengan Gayo.

Esok paginya, kami berdua langsung "mangkal" lagi di beranda selepas salat shubuh. Kali ini saya coba Kopi Gayo tanpa gula. Ternyata lidah saya masih butuh penyesuaian hahaha. Akhirnya saya tambahkan lagi sedikit gula. Nah, baru rasanya mantap.

Menjelang sarapan, pak Syukri pamit untuk mandi terlebih dahulu. Sementara saya sibuk menghabiskan sisa kopi sambil menonton televisi. Itu pun tidak ditonton karena saya sibuk membalas mention para followers saya guys.

Apes, ketika beberapa menit setelah pak Syukri masuk. Saya kok tiba-tiba mendadak kebelet pipis ya. Wah celaka dua belas pikir saya. Akhirnya sebisa mungkin saya tahan. Jangan sampai bocor di jalan hahaha. Mau cari toilet di luar bingung karena rasanya udah diujung.

Mau nahan lagi kayaknya udah gak sanggup. Apalagi diluar sepi banget. Maklum masih pagi, orang-orang masih sibuk di kamarnya masing-masing. 

Berpikir keras di saat kritis biasanya manusia jadi kreatif. Saya mencoba melihat sekeliling. AHA! Akhirnya saya melihat ada dua botol disana. Ya di meja mini bar. Yang satu kecil ukuran 300 ml dan 1 liter. Yang ukuran kecil terisi setengahnya, begitu juga yang 1 liter. Kalau saya buang sayang.

Akhirnya saya putuskan menggunakan botol kecil. "Ah paling cukuplah cuma sedikit doang" pikir saya. Karena masih ada isinya ya sudah langsung saya minum dong isinya. Saking terjepitnya posisi saya, gak mikir kalau airnya sebetulnya bisa dibuang lewat beranda untuk menyiram tanaman.

Sambil nyari posisi aman, celingak-celingung siapa tahu ada CCTV akhirnya saya mojok hahahaha. Untungnya lagi pake sarung, jadi gak terlalu ribet ngeluarinnya. Tinggal masukin dikit mocongnya aja.... Dan rasanya LEGAAAA banget. Serasa baru selesai ngucapin ijab qabul yang bikin keringat dingin keluar.

Saat proses alami berjalan, saya mulai mikir. Kok semburannya kencang ya, gak biasanya inih. Setengah botol berlalu akhirnya saya mulai panik.

"Waduh bagaimana ini!" masa mau gedor-gedor kamar mandi yang lagi diisi sama pak Syukri. Saya apes banget pagi itu. Akhirnya saya ubah pake teknik sambung putus, siapa tahu bisa memperlambat. Tapi percuma, yang keluar makin banyak, sementara itu rasanya udah mau luber aja. 

Aduuuhhh bener kan, akhirnya sambil megangin saya lari-lari kecil nyamber tissue di atas meja mini bar. Semuanya saya ambil hahaha.

"Waduh, dosa besar ini" batin saya. Setelah semuanya selesai. Akhirnya saya bersih-bersih sampe lantainya juga saya pel pake tisu yang dibasahin air. Dengan wajah tanpa dosa saya buru-buru menghilangkan jejak tanpa sisa. Supaya gak diketahui oleh siapa-siapa. 

Buru-buru botol isi "sirop" itu saya tutup rapat-rapat supaya aromanya tidak menganggu lingkungan. 

Semua beres. Tidak ada jejak sama sekali. Dijamin bersih dan steril. Soalnya tissu gulung sampe mau abis haha. Insya Allah bebas najis!

Pas pak Syukri keluar, saya pura-pura bego gak ada kejadian apa-apa. Padahal baru saja terjadi kejadian luar biasa. Mau ditaruh dimana muka saya kalau ke gap lagi isi ulang hahahaha.

Dari kejadian itu saya mulai cari-cari tolilet cadangan di luar kamar. Eh ternyata hanya beberapa blok saja dari kamar. Cuma memang bangunannya agak samar bukan seperti toilet umum. Yah maklum namanya juga hotel elit. 

Bacanya jangan terlalu serius. Cerita ini berdasarkan kisah nyata tapi banyak bumbunya. Jadi jangan terlalu percaya 100% kalau kelakuan saya begitu adanya hahahaha.

Dari kejadian itu saya baru ingat kalau minum kopi bisa cepat dehidrasi apalagi selalu berada di dalam ruangan ber AC. Pantas saya kebelet pipis terus. Jangan di ulang yah! Hahaha..........

Salam Hangat

@DzulfikarAlala

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun