Mohon tunggu...
Dzulfikar
Dzulfikar Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Content Creator

Blogger dan Content Creator. Member Kompasiana sejak Juni 2010. Aktif menulis di blog bangdzul.com dan vlog https://www.youtube.com/@bangdzul/

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Duh, Orang Tua Muridku Menjadi Korban Penipuan Penelpon Gadungan!

1 Oktober 2012   04:43 Diperbarui: 24 Juni 2015   23:25 851
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kejadian ini terjadi pada salah satu orang tua murid saya yang masih duduk di bangku SMP pekan lalu. Ceritanya suatu pagi katakanlah Ibu Susi mendapatkan telpon yang menyatakan bahwa anaknya sedang berada di rumah sakit dalam kondisi kritis dan membutuhkan biaya jutaan rupiah untuk memulai operasi tempurung kepalanya. Penelpon gadungan tersebut dengan lihai menyebutkan nama lengkap anaknya, sekolahnya dan kelasnya dengan tepat. Dengan tenang dia juga mengenalkan dirinya sebagai Miss Eni.

Mendengar berita seperti itu Ibu Susi langsung panik. Tapi sebetulnya Ibu Sussi sempat tiga kali menghubungi telpon sekolah sebelum melakukan transfer. Sayangnya telpon sekolah selalu sibuk ketika dihubungi Ibu Susi. Sebetulnya Ibu Susi mengetahui beberapa nomor handphone karyawan administrasi Sekolah. Namun karena dalam kondisi panik mungkin ibu Susi tidak berpikir sampai kesitu.

Akhirnya Ibu Susi mentransfer uang sejumlah 12 juta rupiah pada rekening yang telah di sebutkan oleh penelepon gadungan tersebut. Penelepon gadungan tersebut sebetulnya meyakinkan sekali. Karena memperkenalkan nama palsunya dengan nama Miss Eni. Padahal di Sekolah saya tidak ada guru ataupun karyawan yang bernama Miss Eni.

Untunglah ketika Ibu Susi akan mentransfer uang tahap kedua, suaminya berhasil menghubungi telpon sekolah dan menanyakan perihal kondisi anaknya. Pihak administrasi sekolah menyatakan cukup kaget juga dengan kabar tersebut, karena siswa yang bersangkutan sebenarnya dalam kondisi baik-baik saja dan baru saja meninggalkan kantor administrasi Sekolah.

Akhirnya Ibu Susi dan suaminya baru tersadar telah menjadi korban peniupan. Kejadian ini sudah berulang kali terjadi di beberapa Sekolah. Tidak tertutup kemungkinan di sekolah negeri ataupun sekolah swasta.

Bila ada kejadian seperti ini yang perlu dilakukan orang tua adalah:


  • Jangan PANIK!!!
  • Usahakan berpikir rasional dan tidak menunjukkan kekagetan terlebih dahulu, karena biasanya penelpon akan membaca dari suara korban.
  • Pastikan yang menelpon adalah pihak sekolah yang sudah dikenal. Jika belum dikenal mintalah untuk dihubungkan dengan wali kelas atau kepala sekolahnya.
  • Cek dan simpan nomor-nomor penting sekolah, karena biasanya sekolah memiliki tidak hanya satu sambungan telpon. Catat pula nomor handphone wali kelas atau guru dan kepala sekolah.
  • Pastikan kembali (cross check) dengan menelpon ke nomor telpon sekolah tentang kejadian yang disebutkan penelepon.
  • Buatlah pertanyaan-pertanyaan jebakan pada si penelpon gadungan. Misalnya siapa nama lengkap wali kelas anaknya, nama lengkap kepala sekolah anaknya, alamat sekolahnya berada dimana. Pastikan sejelas-jelasnya bahwa memang yang menelpon tersebut benar-benar mengetahui semua informasi yang ditanyakan. Jika ada pertanyaan yang dijawab salah yakinlah bahwa itu adalah usaha penipuan.
  • Mintalah pendampingan orang lain di rumah atau hubungi orang lain sebelum memutuskan untuk mentransfer sejumlah uang apalagi diatas satu juta rupiah. Sekali lagi jangan memutuskan untuk mentransfer terlebih dahulu sebelum mendiskusikannya dengan keluarga.
  • Informasikan pada anak cara-cara berkomunikasi khusus hanya keluarga saja yang mengetahuinya misalnya dengan menggunakan sandi alfa dijawab beta agar anak pun bisa meyakinkan bahwa itu adalah dirinya, sebagai anggota keluarga sebenarnya jika harus berkomunikasi melalui telpon.


Sekolah pun harus terus menerus mensosialisasikan terhadap hal-hal seperti ini. Semua harus dilakukan satu atap. Misalnya orang tua hanya diizinkan untuk menghubungi sekolah, wali kelas dan kepala sekolah saja jika da terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Agar lebih aman dan terpercaya.

Sebarkan juga kepada tetangga, saudara, kerabat dan keluarga tentang penipuan seperti ini yang ternyata masih kerap kali digunakan untuk mengeruk keuntungan secara jahat. Jangan menanggap remeh penipuan model lama seperti ini karena ternyata masih banyak juga yang tertipu dengan cara lama.

Jika sudah menjadi korban segera lakukan langkah-langkah nyata misalnya menelpon customer service bank yang dituju. Catat CS bank-bank terkenal agar sebisa mungkin nomor rekening itu di blokir. Seharusnya data diri pengguna rekening bisa di lacak. Namun, selama ini kasus seperti ini selalu menguap. Fungsi bank juga harus di efektifkan untuk menanggulangi penyalahgunaan rekening. Awasi rekening-rekening yang mencurigakan. Saya yakin sudah ratusan kali kasus penipuan seperti ini memanfaatkan rekening bank. Langsung laporkan juga pada kepolisian agar bisa ditindak lanjuti. Besar atau kecil harus dilaporkan pada kepolisian agar tidak terjadi kejadian serupa dan sebagai bahan evaluasi kepolisian untuk ikut serta melakukan tindakan-tindakan preventif.

Salam Hangat

http://gurubimbel.tumblr.com

@gurubimbel

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun