Pengalaman menjual gadget second hand ternyata memberikan pemahaman kepada saya tentang selera konsumen di Indonesia. Setelah mendapatkan hadiah galaxy note dari lomba menulis review film Negeri 5 Menara di Kompasiana, ada dua buah gadget yang otomatis tidak banyak saya gunakan lagi. Yang pertama adalah Blackberry Gemini dan yang kedua adalah Samsung Galaxy Tab 7 Plus. Keduanya akhirnya saya putuskan untuk dijual melalui sebuah forum jual beli.
Dua-duanya saya iklankan secara bersamaan di beberapa forum jual beli (FJB). Yang pertama saya iklankan di FJB Kaskus, kemudian saya iklankan juga di Tokobagus.com dan yang terakhir saya iklankan juga di Forum Kompas. Deskripsi gadget saya jelaskan secara detail dan menceritakan beberapa minusnya. Misalnya seperti Blackberry Gemini yang saya miliki sudah tidak memiliki garansi. Pasalnya LCD-nya pernah pecah dan sudah diganti dan yang kedua keytune-nya pun sudah pernah rusak yang mengakibatkan keypad jadi error. Keytune adalah lembaran semacam sticker di bawah keypad.
Hal tersebut adalah kendala lumrah dari sebuah blackberry yang memang ringkih. Namun, dibalik ringkihnya Blackberry ternyata untuk mengganti partnya sangat mudah. Setelah mengetahui cara membuka LCD saat memperbaikinya di Roxy saya memutuskan untuk membongkar sendiri ketika keytune-nya rusak. Hanya bermodalkan nonton video via youtube akhirnya saya bisa mereparasi Blackberry saya dengan sangat mudah dan dengan harga kurang dari 50 ribu rupiah.
Sedangkan untuk Galaxy Tab 7 Plus bisa dibilang masih dalam kondisi mulus lengkap dengan partnya mulai dari headset bluetooth, leather case, hingga car charger. Bahkan saya sampai menyimpan paper bag eklusif nya dari Samsung. Untuk penjualan gadget bekas tentu saja paper bag dan box/dus akan meningkatkan harga jual. Apalagi jika barang yang dijual masih terlihat menarik dan apik.
Dari segi harga kedua gadget yang saya jual memang memiliki rentang harga yang berbeda jauh. Untuk blackberry second saya jual diatas satu juta sedangkan untuk Gtab 7 plus saya jual diatas tiga juta rupiah. Harga tersebut tentu saja jauh sekali dengan harga aslinya. Untuk blackberry brand new harga barunya sekitar 1,5jt –1,8jt (sebelum puasa). Maka jika dijual dengan harga diatas 1 jt saja rasanya saya tidak rugi-rugi banget karena blackberry tersebut sudah saya gunakan lebih dari dua tahun. Karena kondisinya masih bagus konsumen berani membayarnya dengan harga yang pantas.
Pucuk dicinta ulam pun tiba. Tak beberapa lama diiklankan ternyata banyak yang melakukan penawaran terutama untuk Blackberry Gemini. Kebetulan warnanya ungu jadi banyak diantara mereka yang menanyakan adalah kaum hawa. Penawarnya pun ada beberapa yang berasal dari luar kota.
Kurang dari sepekan akhirnya saya cocok dengans salah satu pembeli. Ternyata pembelinya adalah seorang mahasiswa TI yang sedang menyelesaikan studinya di Universitas Pamulang. Dia ternyata ditugasi oleh kakak perempuannya untuk mencarikan sebuah Blackberry yang cocok untuk seorang perempuan. Tentu saja Blackberry ungu milik saya sangat cocok untuk seorang perempuan.
Akhirnya kami bertemu di suatu tempat untuk melakukan COD (Cash On Delivery). Meski jual beli di lakukan di sebuah forum, namun untuk memastikan bahwa barang yang saya jual benar-benar sesuai dengan deskripsi yang saya iklankan pembeli lebih merasa nyaman melakukan pembayaran melalui metode COD. Setelah hampir selama satu jam akhirnya Blackberry saya terjual.
Awalnya saya pesimis bisa menjual Blackberry second tersebut dengan harga tinggi mengingat kondisinya yang sudah di tidak sesuai aslinya. Tak disangka dan tak diduga ternyata harganya bekasnya masih cukup tinggi juga. Yang penting itu tadi, semua part dan acessorisnya lengkap.
Nah, untuk penjualan Gtab 7 Plus ini saya harus pontang-panting melakukan promosi baik di FJB maupun via twitter. Bahkan saya sempat meminta bantuan beberapa rekan Kompasianer yang aktif ngetweet seperti Mbak Yayat, Babeh Helmi dan beberapa rekan lainnya untuk menyebarkan dagangan saya hehehe.
Harapan saya Gtab tersebut bisa terjual sebelum lebaran. Ternyata perkiraan saya meleset. Gtab tersebut baru terjual dua pekan setelah lebaran pada seorang karyawan di pabrik pembalut wanita di daerah Tangerang. Harganya pun jauh lebih mengecewakan dibandingkan Blackberry second yang berhasil saya jual. Dari harga 5,5 Jt mengalami penyusutan harga sekitar 35 %. Namun, demikian saya tidak begitu menyesal karena saya banyak belajar tentang aplikasi dan beberapa hal karena jasa Gtab 7 Plus selama hampir satu tahun menggunakannya. Ditambah lagi saya masih mengantongi sim card yang bisa digunakan untuk mengakses internet unlimited selama hampir setahun penuh. Masanya baru akan berakhir pada bulan November 2012 ini.
Mengapa Gtab 7 Plus sangat sulit dijual dan mengalami penurunan harga yang signifikan? Tak lain dan tak bukan hal ini disebabkan Samsung telah mengeluarkan Samsung Galaxy Tab 7 2.0 dengan harga dibawah 4 jutaan brand new. Gtab 7 versi 2.0 ini memang speknya bisa dibilang dibawah Gtab 7 Plus. Namun OS nya sudah menggunakan Android Ice Cream Sandwich. Perbedaannya pun memang tidak terlalu signifikan. Namun demikian di Forum Android seperti Kaskus, Samsung Galaxy Tab 7 Plus masih merupakan tablet terbaik dikelasnya.
Dari pengalaman menjual kedua gadget bekas tersebut saya menyimpulkan ternyata konsumen Indonesia masih banyak yang menggandrungi Blackberry. Terbukti bahwa dagangan saya lebih cepat terjual Blackberry dibandingkan Samsung Galaxy Tab 7 Plus.
Meski sudah banyak aplikasi pengganti Blackberry Messenger seperti Whatsup, namun nampaknya pada tahun ini Blackberry masih bisa bernafas lega karena masih banyak konsumen di Indonesia yang menggandrunginya. Meski trend penjualan Blackberry terus menurun di Amerika dan Eropa.
Nah, kira-kira apalagi yaa barang yang mau saya jual di FJB hehe
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H