Sukses Menyisir Jalan Alternatif Sempit Berbukit Menuju Dago
Mengingat waktu sudah mendekati waktu berbuka, akhirnya saya mengusulkan untuk melewati jalur alternatif. Saya memperkirakan bahwa jalur Setiabudi pasti macet apalagi mendekati waktu berbuka puasa. Awalnya team "Eva" sempat meragukan, tapi akhirnya mereka mengikuti team "Lia" juga.
Setelah turun Tangkuban Perahu, Evalia hijau metalik yang saya kemudikan, saya arahkan ke arah jalan Maribaya kemudian memotong di daerah perkebunan strawberry. Jalannya lebih menantang karena jalur tikus ini memang sempit dan banyak bagian jalan yang belum di aspal alias berlubang. Mas Hazmi Srondol yang mengemudian Evalia XV hitam sempat ragu dengan jalanan yang ada. Tapi akhirnya kami bisa tiba di Dago dengan lebih cepat.
Harus diwaspadai saat mudik adalah pengalihan arus menuju jalan alternatif. Evalia sukses dibawa masuk melalui jalan alternatif dengan tanjakan dan turunan yang curam.
Sepanjang perjalanan, kami disuguhi dengan hamparan perkebunan yang berbukit-bukit. Bahkan ada beberapa rumah dengan arsitektur unik. Mungkin diantaranya adalah villa tempat peristirahatan orang-orang Jakarta.
Karena potong kompas itulah kami tiba di Hotel Santika sekitar pukul 17.00. Kemudian kami ke kamar masing-masing untuk menyimpan barang dan keluar kembali menuju sebuah rumah makan di jalan Riau untuk menikmati hidangan berbuka puasa bersama.
Salam