Mohon tunggu...
Dzulfikar
Dzulfikar Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Content Creator

Blogger dan Content Creator. Member Kompasiana sejak Juni 2010. Aktif menulis di blog bangdzul.com dan vlog https://www.youtube.com/@bangdzul/

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Inilah Alasannya Mengapa TPA Diujikan Dalam SNMPTN Tertulis

30 Mei 2012   06:14 Diperbarui: 25 Juni 2015   04:36 1392
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Mungkin diantara kamu ada yang penasaran mengapa ada tesTPA dalam SNMPTN? TPA memiliki porsi penilaian 30 %. Cukup besar bukan? Tapi kamu tetap harus lebih berhati-hati. Meskipun memiliki porsi penilaian paling besar tpa tetap menggunakan sistem penilaian minus satu jika jawaban kamu salah.

Sebelum saya mengulasnya saya akan bercerita dulu latar belakangnya. Beberapa tahun lalu ptn dibikin pusing tujuh keliling. Bahkan kayaknya sampe sekarang deh hehehehe. Pasalnya banyak banget "mahasiswa abadi" yang tak kunjung menyelesaikan studinya. Banyak alasan mengapa studi mereka terhambat.

Beberapa diantaranya karena kesibukan di organisasi, ukm, bekerja, hingga kesulitan dana. Untuk alasan terakhir mungkin masih bisa di toleransi. Sedangkan alasan lainnya mungkin agak berat diterima. Itulah pentingnya managemen waktu.

Problem inilah yang melatarbelakangi adanya tes potensi akademik atau disingkat dengan tpa. Maksudnya supaya mengurangi potensi banyaknya mahasiswa yang lamaaaa banget menyelesaikan studinya. Harapannya tentu baik supaya tingkat drop out bisa ditekan. Rugi banget udah capek capek masuk malah di "tendang" dari ptn gara-gara kelamaan.

TPA diharapkan dapat menjadi sebuah tes untuk mengukur potensi calon mahasiswa untuk menyelesaikan studinya sesuai dengan batas waktu maksimal. Batas waktu masa studi untuk S1 mungkin berbeda di setiap ptn. Lamanya sekitar 7 sampai dengan 8 tahun.

Tpa awalnya hanya di jadilan alat tes masuk untuk calon sarjana master dan doktor (cmiiw). Nah untuk meningkatkan kualitas lulusan, tes tpa juga diterapkan dalam menjaring calon mahasiswa lewat penjaringan seleksi nasional masuk perguruan tinggi.

Saya pribadi melihat tpa ini cukup baik manfaatnya. Karena dengan begitu hanya mereka yang punya "niat" kuliah dengan baiklah yang diterima di ptn. Bukan berarti di selain ptn tidak baik.

Karena ptn masih di subsidi negara which is masih pake dana rakyat jadi wajar kalau ptn hanya menyeleksi sebagaian mahasiswanya dengan salah satu tes bernama ptn.

Sedangkan seleksi mandiri ptn masih sedikit yang menerapkan tpa sebagai alat tes. Jadi buat kamu yang memang lemah di tpanya masih ada harapan kuliah di ptn tanpa melalui jalur snmptn. Tapi bagaimanapun juga lulus melalui jalur tes tertulis snmptn banyak benefitnya. Salah satunya biaya uang pangkal lebih murah jika dibandingkan dengan mereka yang masuk lewat seleksi mandiri.

Nah kurang lebih itulah alasannya mengapa tpa di aplikasikan beberapa tahun ini di snmptn tertulis.

Tpa memang didesain sulit. Kuncinya memang harus mengerjakan sekitar 75 soal hanya dalam waktu 60 menit saja. Semakin banyak soal benar tentu akan semakin besar peluang diterima di jalur tes tertulis snmptn. Ingat tpa mempunyai porsi penilaian paling besar diantara mata ujian lainnya.

Kuncinya adalah selesaikan secepat mungkin dengan jawaban-jawaban yang tepat. Dijamin nilai tpa kamu tinggi. Ya iyalah nenek-nenek juga tahu yaa hehehehe

Tpa masih bisa dipelajari. Karena soalnya lebih banyak menggunakan logika. Soalnya ada numerik atau matematika dasar, bahasa kemampuan analogi, dan kemampuan spasial. Bahkan salah satu dosen ITB mengatakan bahwa hampir 10 persen soal tpa itu adalah soal kelas 6 SD. Nahhhh masa 10 persen aja gak bisa hehehehe

Buat kamu yang masih males belajar hayoh lebih dipacu lagi dengan strategi belajar yang baik. Masih ada waktu kurang lebih dua pekan lagi menjelang tes tertulis snmptn 2012.

Sip yaah

Salam dari @gurubimbel

Dipublish juga di blog pribadi gurubimbel.tumblr.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun